Senin, 16 April 2012

Prematur Kehamilan


PREMATUR KEHAMILAN


       I.      DEFINISI
v  Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221).
v  Bayi prematur adalah Bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu atau kurang saat kelahiran. Walaupun kecil, bayi prematur ukurannya sesuai dengan masa kehamilan tetapi perkembangan intrauterin yang belum sempurna dapat menimbulkan komplikasi pada saat post natal. Bayi baru lahir yang mempunyai berat 2500 gram atau kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan kecil masa kehamilan, ini berbeda dengan prematur, walaupun 75% dari neonatus yang mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir prematur.

    II.      ETIOLOGI
Mengenai penyebab belum banyak yang di ketahui :
1. Eastman                     = kausa prematur 61,9% kausa ignota (sebab yang tidak diketahui)
2. Greenhill        = kausa premature 60 % kausa ignota (sebab yang tidak diketahui).
3. Holmer                       = sebagian besar tidak di ketahui.( Mochtar , 1998 : 219 )
Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan preterm Menurut Manuaba (1998 : 221) :
1.Kondisi umum
2. Keadaan sosial ekonomi rendah
3. Kurang gizi
4. Anemia.
5. Perokok berat, dengan lebih dari 10 batang/ hari.
6. Umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua di atas 35 tahun.
7. Penyakit ibu yang menyertai kehamilan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruption placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.
8. Penyulit kebidanan
9.Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
10. Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol, merokok dan caffeine
Perkembangan dan keadaan hamil dapat meningkatkan terjadinya persalinan preterm diantaranya:
1.      Kehamilan dengan hidramnion, ganda, pre-eklampsia.
2.      Kehamilan dengan perdarahan antepartum pada solusio plasenta, plasenta previa, pecahnya sinus marginalis.
3.      Kehamilan dengan ketuban pecah dini: terjadi gawat janin, temperatur tinggi.
4.      Kelainan anatomi rahim
5.      Keadaan rahim yang sering menimbulkan kontraksi dini : Serviks inkompeten karena kondisi serviks, amputasi serviks.
6.      Kelainan kongenital rahim:
7.      Infeksi pada vagina aseden (naik) menjadi amnionitis
Sedangkan menurut Mochtar (1998 : 220), faktor yang mempengaruhi Prematuritas adalah sebagai berikut:
1.   Umur ibu, suku bangsa, sosial ekonomi
2.   Bakteriura (infeksi saluran kencing )
3.   BB ibu sebelum hamil, dan sewaktu hamil
4.   Kawin dan tidak kawin: Tak syah 15 % prematur; kawin sah 13 %prematur
5.   Prenatal ( antenantal ) care
6.   Anemia, penyakit jantung
7.   Jarak antara persalinan yang terlalu rapat
8.   Pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil berat
9. Keadaan dimana bayi terpaksa dilahirkan prematur, misalnya pada plasenta praevia, toksemia gravidarum, solusio plasentae, atau kehamilan ganda.
 III.      GEJALA
Gambaran fisik bayi prematur:
· Ukuran kecil
· Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg)
· Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya)
· Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan)
· Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput
· Rambut yang jarang
· Telinga tipis dan lembek
· Tangisannya lemah
· Kepala relatif besar
· Jaringan payudara belum berkembang
·Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi cukup bulan)
· Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk
· Pernafasan yang tidak teratur
· Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit ( anak laki – laki )
· Labia mayora belum menutupi labia minora ( pada anak perempuan).
Kondisi Yang Menimbulkan Kontraksi
Ada beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadinya kontraksi spontan, kemungkinan telah terjadi produksi prostaglandin :
1.      Kelainan Bawaan Uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
2.      Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten, Hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain, infeksi asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan ketuban pecah.
3.      Serviks Inkompeten
Hal ini juga mungkin menjadi penyebab abortus selain partus preterm , riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dapat terjadinya inkompeten. Mc Donald menemukan 59 % pasiennya pernah mengalami dilatasi kuretase dan 8 % mengalami konisasi, Demikian pula Chamberlain dan Gibbings yang menemukan 60 % dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49 % mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
4.      Kehamilan Ganda
Sebanyak 10 % pasien dengan persalinan preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempuyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.( Wiknjosastro et. al., 2002 : 313 )
 IV.   Penanganan Persalinan Preterm
v  Penanganan Umum
1.      Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu.
2.      Upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi.
v  Prinsip Penanganan.
1.      Coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan kehamilan atau.
2.      Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya.
( Saifuddin et.al., 2002 : 302 ).
Kelahiran Prematur
Kelahiran harus dilaksanakan secara hati-hati dan perlahan-lahan untuk menghindari kompresi dan dekompresi kepala secara cepat. Oksigen diberikan lewat masker kepada ibu selama kelahiran. Ketuban tidak boleh dipecahkan secara artifisial.
Kantong ketuban berguna sebagai bantal bagi tengkorak prematur yang lunak dengan sutura-suturanya yang masih terpisah lebar. Episiotomi mengurangi tekanan pada cranium bayi. Forceps rendah dapat membantu dilatasi bagian lunak jalan lahir dan mengarahkan kepala bayi lewat perineum. Kami lebih menyukai kelahiran spontan kalau keadaannya memungkinkan. Ekstraksi bokong tidak boleh dilakukan. Bahaya tambahan pada kelahiran prematur adalah bahwa bokong tidak dapat menghasilkan pelebaran jalan lahir yang cukup untuk menyediakan ruang bagi kepala bayi yang relatif besar.
Kelahiran presipitatus dan yang tidak ditolong berbahaya bagi bayi-bayi prematur.
Seorang ahli neonatus harus hadir pada saat kelahiran.( Oxorn, 2003 : 588 ).
Pencegahan Persalinan Preterm Secara teknis kebidanan persalinan preterm dapat dicegah melalui hal – hal sebagai berikut : Hal – hal yang dapat dicegah
1.   Menurunkan atau mengobati
Anak terlalu rapat dicegah dengan kontrasepsi.
2. Pekerjaan sewaktu harus diistirahatkan dan jangan terlalu berat.
3. Bila dijumpai partus prematurus habitualis diperiksa WR dan VDRL bila hamil banyak istirahat atau dirawat.
Hal – hal yang tidak dapat dicegah ;
1.      Kausa ignota (sebab yang tidak diketahui).
2.      Vaktor Ovum.
3.      Tempat insersi plasenta.
4.      Insersi tali pusat.
5.      Plasenta previa.
6.      Congenital anomaly.
7.      Hamil ganda.
8.      Suku bangsa.
9.      Hidrorea / Hydrorrhoe (pengeluaran cairan dari vagina selama kehamilan) ( Mochtar, 1998 : 220 ).


















ASKEB TEORI
PADA IBU G.P.... INPARTU KALA.... FASE....dengan LETAK SUNGSANG


Tempat pengkajian      :
Tanggal / waktu          :
Pengkaji                      :

I.          PENGKAJIAN
A.    DATA SUBJEKTIF
1.      Biodata Ibu dan Suami
Nama        : Agar tidak terjadi kekeliruan bila ada kesamaan nama
Umur        : Untuk mengetahui resiko tinggi terjadinya komplikasi ( < 16 thn, > 35 thn )
Agama      : mempermudah KIE
Suku         : mempermudah KIE
Pendidikan           : mempermudah KIE
Pekerjaan  : menetahui taraf hidup / sosial ekonomi serta apakah pekerjaan mengganggu / tidak
Alamat     : mempermudah asuhan saat kunjungan rumah
2.      Keluhan Utama
Keluhan yang mendorong ibu untuk memeriksakan keadaan kepada tenaga kesehatan (bidan)
3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian tentang riwayat kesehatan sekarang yang dialami ibu sebagai dasar dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.
4.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajian tentang riwayat kesehatan dahulu yang dialami ibu sebagai dasar dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Sebagai pendukung riwayat kesehatan yang dialami ibu sekarang
6.      Riwayat Menstruasi
Ø  Menarche
Ø  Lama
Ø  Konsistensi
Ø  Jumlah
Ø  Fluor Albus
Ø  Disminorhoe
Ø  HPHT
Ø  HTP
7.      Riwayat Pernikahan
Usia menikah       :
Lama menikah      : sebagai gambaran respon keluarga terhadap kehamilan
Status pernikahan : sebagai gambaran respon keluarga terhadap kehamilan
Pernikahan Ke-    : sebagai gambaran respon keluarga terhadap kehamilan
Pengambilan keputusan dalam keluarga  : memudahkan pelaksanaan tindakan yang memerlukan persetujuan keluarga
8.      Riwayat Obstetri
NO
kehamilan
Persalinan
anak
nifas
laktasi
ke
usia
komp
Tgl
jns
penlng
tmp
komp
Sex
L/P
BB/PB
H/M
T/G
usia
Lama
Komp
lama
komp


















Riwayat obstetri memberikan gambaran tentang faktor resiko yang mungkin dalam persalinan sekarang.
9.      Riwayat KB
-          KB yang pernah digunakan
-          Lamanya penggunaan
-          Komplikasi
10.  Riwayat kehamilan sekarang
ANC : - Berapa kali :
o   TM I
o   TM II
o   TM III
       Obat yang di dapat :                  jumlah       =
       Imunisasi TT :                           berapa kali =                       tanggal pemberian :
Tempat          :
Obat yang di dapat          :                                               jumlah :
Merasakan gerakan janin sejak uisa         :
Keluhan    Trimester I       :
                 Trimester II     :
                 Trimester III    :
Riwayat kehamilan sekarang sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses persalinan
11.  Riwayat persalinan sekarang
Datang ke bidan tanggal. . . jam. . . .
kencang-kencang mulai kapan.
mulai keluar lendir jam berapa.
keluar darah atau tidak, jika ya, mulai jam berapa.
Ketuban pecah atau utuh, jika pecah mulai jam berapa...
12.  Pola kebiasaan sehari-hari
No
Jenis
Sebelum hamil
Setelah hamil
1
Nutrisi



Pola makan



Nafsu  makan



Jenis makanan



Porsi



Minuman



Jumlah yang diminum


2
Eliminasi



BAK ( frekuensi, warna, bau, banyaknya )



BAB ( frekuensi, warna, konsistensi )


3
Isturahat



Siang ( lamanya )



Malam ( lamanya )


4
Personal hygiene



Mandi



Gosok gigi



Cuci rambut



Ganti CD


5
Kebiasaan hidup sehat



Minum-minuman keras



Obat-obatan terlarang



Merokok



Tempat MCK


6
Inpartu saat ini



Makan
Jenis makanan
Banyaknya



Minum
Jenis minunan
Banyaknya


     Pengkajian tentang kebiasaan sehari-hari sebagai acuan gambaran kesejahteraan janin dalam rahim
13.  Riwayat psikososial, spiritual dan ekonomi
·      Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : untuk mengetahui adanya dukungan psikologi dan emosional dari keluarga atas kehamilan ibu.
·      Ekonomi (diketahui dari jenis pekerjaan) : untuk mengetahui kemampuan ibu dalam memenuhi kebutuhan kehamilannya baik kebutuhan nutrisi, pakaian, maupun kebutuhan lainnya
·      Pengambil keputusan dalam keluarga : untuk mengetahui pengambil keputusan sehingga memudahkan bidan dalam menanyakan keputusan yang akan diambil saat berada dikondisi yang mendesak.
·      Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan ibu dalam membantu persalinan : informasi ini dapat membantu ibu dalam menyiapkan hal-hal untuk persiapan persalinannya, misalnya kendaraan, orang yang akan mengantar, serta biaya yang perlu disiapkan.

B.     DATA OBJEKTIF
1.   Pemeriksaan Umum
-       K/U                      :
     BB, TB, LILA tidak perlu dikaji lagi, tanyakan BB terakhir pada ibu atau lihat KMS
-       Kesadaran            :
-       TD                       :
-       N                          :
-       RR                       :
-       S                          :
Sebagai dasar acuan untuk melakukan tindakan pada ibu
2.   Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik sebagai cara untuk mengetahui kesehatan yang dialami ibu sekarang.pemeriksaan fisik mendukung data subjektif yang diberikan ibu. Penulisan hasil pemeriksaan harus sesuai dengan apa yang ditemukan bukan menyimpulkan. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
-       Kepala
-       Muka
-       Mata
-       Gilut
-       Leher
-       Dada
-       Payudara
-       Abdomen
Inspeksi bekas SC, striae, linea
Palpasi L1 : mengetahui TFU, TBJ
            L2 : mengetahui letak punggung janin
            L3 : Mengetahui bagian terendah janin (presentasi)
            L4 : mengetahui seberapa besar bagian terendah janin yang masuk PAP
Pemeiksaan DJJ : memantau kesejahteraan janin
Pemeriksaan TBJ  :
Pemeriksaan HIS : memantau kemajuan persalinan
Pemeriksaan panggul luar (jika masih memungkinkan)
-      Ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah 
-      Genitalia  : kondisi vagina sebagai jalan lahir sangat berpengaruh terhadap proses persalinan
-      Anus        : periksa keadaan anus (ada hemoroid atau tidak -> antisipai pendarahan)
3.   Pemeriksaan penunjang
     Pemeriksaan penunjang mendukung hasil pengkajian data subjektif dan data objektif. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain, test Hb dan test urine.

II.      INTERPRETASI DATA DASAR
Tahap ini dilakukan dengan melakukan interpretasi data dasar terhadap kemungkinan diagnosis yang akan ditegakkan dalam batas diagnosis kebidanan intranatal. Penetapan diagnosis harus  disertaihasil dari  pengkajian data subjektif dan data objektif yang mendukung  hasil diagnosa (data fokus ). Interpretasi data dasar sebagai acuan menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.
Dx          : sebatas lingkup kebidanan dan memenuhi standart nomenklatur yang diakui oleh profesi dan berhubungan langsung dengan prektek kebidanan
Ds           :  data fokus yang dirasakan ibu dan berkenaan dengan diagnosa
Do          :  data fokus hasil pengkajian bidan yang menunjang diagnosa yang ditegakkan
Masalah  :  ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Masalah boleh tidah disertai dengan Ds dan Do.

III.   IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kemudian merumuskan diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang sudah teridentifikasi pada masa intranatal. Sebagai acuan untuk menentukan dari kebutuhan segera.

IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta kolaborsi deim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien. Sebagai acuan untuk mencegah dan mengatasi masalah potensial yang mungkin akan timbul.

V.      MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH (INTERVENSI)
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosis serta dari kebutuhan pasien. Penetapan rencana asuhan harus disertai dengan rasional dari rencana tindakan. Rencana asuhan ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh bidan (mengkoordinir dan memenegement tindakan) -> 58 langkah APN

VI.   IMPLEMENTASI
Catatan detail tindakan yang dilakukan kepada ibu berdasarkan rencana asuhan.

VII.EVALUASI
Penilaian terhadap rencana tindakan yang disusun. Penilaian didasarkan pada hasil implementasi rencana tindakan (tercapai atau tidaknya tujuan rencana asuhan). Penulisan evaluasi dapat berupa SOAP, SOAPIE, SOAPIER, maupun SOAPIED.

Lampirkan lembar penapisan, lembar observasi dan partograf











ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “Y G2P10001 Hamil 27-28 MINGGU DENGAN KPD DAN PERSALINAN PRETERM

Tempat pengkajian      : Di Kamar Bersalin RS Dr. M.DJAMIL Padang

Tanggal / waktu          : 29-30 OCTOBER 2008

Pengkaji                      : Mahasiswa Poltekkes Malang

I.    PENGKAJIAN
A.    DATA SUBJEKTIF
1.      Biodata

Nama Ibu : Ny “Y”
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat rumah : Gn. Pangilun kec. Nanggalo, kodya Padang
Telp. Rumah : -

Nama suami : Tn “A”
Umur : 37 tahun
Suku/ bangsa : Minang/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Kuli
Alamat rumah : Gn. Pangilun kec. Nanggalo, kodya Padang
Telp. Rumah : -


2.   Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 7 bulan. Ibu mengeluhkan nyeri pinggang, keluar air dari kemaluan sejak 5 jam yang lalu dan keluar darah sejak 8 jam yang lalu
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini ibu tidak sedang menderita penyakit menurun (DM, hipertensi), menular (hepatitis B, TBC, AIDS/HIV), dan sistemik (penyakit jantung, ginjal).
4.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan ibu tidak pernah menderita penyakit menurun (DM, hipertensi), menular (hepatitis B, TBC, AIDS/HIV), dan sistemik (penyakit jantung, ginjal).
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun (DM, hipertensi), menular (hepatitis B, TBC, AIDS/HIV), dan sistemik (penyakit jantung, ginjal) serta tidak ada riwayat kehamilan kembar.
6.      Riwayat menstruasi
Menarche       : 13 tahun                  
Banyaknya     : 2x ganti pembalut/ hari       
Siklus             : 30 hari                     
Lama              : : 5-7 hari                 
Dismenorea    : -      
HPHT            : 14 April 2008
HTP               : 21 Januari 2009
Fluor albus     : -                  
7.      Riwayat pernikahan
Status pernikahan        : Sah
Pernikahan ke-            : 1
Lama pernikahan         : 1 tahun
Istri ke-                        : 1    
Usia awal menikah      : 19 tahun
9.   Riwayat KB
      Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi jenis KB suntik.
      10. Riwayat kehamilan sekarang
ANC sejak UK 1 bulan
                        TM I    1x, di puskesmas wuluhan
                        TM II   1x, di puskesmas wuluhan
Imunisasi TT  : 2x     
Terapi                         : Fe, Vit. C
Keluhan umum          : TM I              : -
                                     TM II                        : -
Gerakan janin            : Ibu merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan

11. Pola kehidupan sehari-hari
NO.
JENIS
SEBELUM HAMIL
SELAMA HAMIL
1.
NUTRISI



Nafsu makan
baik
Baik

Pola makan
3x/hari
3x/hari

Jenis makanan
Nasi, lauk (ikan), sayur
Nasi, lauk(ikan),sayur

Porsi
1 piring
1 piring

Minuman
Air putih
Air putih + susu

Jumlah yang diminum
7-8 gelas/hari
7-8 gelas/hari + 1 gelas susu
2.
ELIMINASI



BAK(frekuensi, warna,bau,banyaknya)
5-6 x / hari, kuning jernih, amoniak
5-6 x / hari, kuning jernih, amoniak

BAB(frekuensi,warna,konsistensi)
1x/hari
1x/hari
3.
ISTIRAHAT



Siang(lamanya)
1 jam/hari
1 jam/hari

Malam(lamanya)
6 jam/hari
6-7 jam/hari
4.
PERSONAL HYGIENE



Mandi
2x/hari
2x/hari

Gosok gigi
3x/hari
3x/hari

Keramas
3x/minggu
3x/minggu

Ganti CD
2x/hari
2x/hari
5.
KEBIASAAN HIDUP SEHAT



Merikok
-
-

Minum-minuman keras
-
-

Narkoba
-
-

Tempat BAB
Jamban pribadi
Jamban pribadi

12. Riwayat psikososial-spiritual-ekonomi
      Ibu mengatakan bahwa pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.  Ibu, suami dan keluarga sangat senang dan sangat mengharapkan kehamilan ini. Ibu, suami dan keluarga merencanakan persalinannya nanti berlangsung di puskesmas ataupun BPS dengan dibantu oleh bidan.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU                    : baik
Kesadaran : composmentis
TB/BB       : 157 cm / 55 kg
Lila            : 23,5 cm
TD             : 120/70 mmHg
N               : 80x/menit
Rr              : 20x/menit
Suhu          :37,5°C
2. Pemeriksaan fisik (head to toe dari inspeksi, palpasi, perkusi dan juga auskultasi)
a) Kepala   : Bersih, tidak ada ketombe
b) Muka     : pucat -, oedema -, cloasma gravidarum –
c) Mata      : Kelopak mata tidak ada oedema, Konjungtiva tidak pucat, Sclera tidak ikterik.
d) Hidung : simetris, bersih, benjolan -, sekret –
e) Mulut    :  bibir lembab, bersih, pucat -, Caries tidak ada, Stomatitis tidak ada
f) Telinga   : simetris, bersih
g) Leher     : pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe - , bendungan vena jugularis –
h) Dada     : simetris, mamae bersih, mamae tegak, hiperpigmentasi areola dan papila  mamae +/+, puting susu menonjol +/+, retraksi -, benjolan -/-, colostrum -/-,             ronchi -, wheezing –
i) Thorak    : Jantung dalam batas normal  Paru dalam batas normal
j) Abdomen :
·      Inspeksi   : pembesaran sesuai usia kehamilan aterm, Linea Mediana hiperpigmentasi, striae albican(+), luka bekas operasi (-)
·    Palpasi
v  Leopold I           : TFU 3 jari di atas pusat
Teraba lunak, tidak melenting, kemungkinan bokong janin
v  Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba panjang, memapan, kemungkinan punggung janin dan pada bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil, kemungkinan ekstremitas janin.
v  Leopold III : pada sebelah bawah perut ibu teraba keras, bulat, melenting, kemungkinan kepala janin. Kepala masih bisa digoyangkan / belum masuk PAP
v  Leopold IV : Tidak dilakukan
v  Mc. Donald : 27 cm
v  TBBJ : (27-13) x 155 cm =2170 gram
v  HIS
ü  Frekwensi : 3-4 x/10 mnt
ü  Durasi : 40 detik.
ü  Intensitas : kuat

·      Auskultasi
v DDJ : (+)
v Frekwensi : 160 x/mnt
v Irama : Teratur
v Intensitas : Kuat
f) Genitalia
v Vulva dan vagina
ü  Warna : Merah kebiruan.
ü  Luka : Tidak ada
ü  Varices : Tidak ada
ü  Oedema : Tidak ada
v  Perineum : sikatrik
v  Anus : Tidak ada haemorroid.
v  Pengeluaran pervaginam : Air ketuban.dan darah
v  Pemeriksaan dalam
ü  Pembukaan : 4-5 cm
ü  Penipisan porsio : 50 %
ü  Konsistensi porsio : lunak
ü  Ketuban : (-)
ü   Presentasi : kepala
g) Ekstremitas
v  Atas :       Oedema : Tidak ada.
    Varices : Tidak ada.
    Pergerakan : Aktif
v  Bawah :            Oedema : Tidak ada.
 Varices : Tidak ada.
 Pergerakan : Aktif
3.Pemeriksaan Penunjang
Haemoglobin : 10,9 gr%
Hematokrit : 32%

II.                INTERPRETASI DATA DASAR
Dx       : GIIP10001 hamil 27-28 minggu I/T/H letkep dan preterm
Ds        : Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan usia kehamilan  27-28 minggu
Do       : Palpasi
v  Leopold I           : TFU 3 jari di atas pusat
Teraba lunak, tidak melenting, kemungkinan bokong janin
v  Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba panjang, memapan, kemungkinan punggung janin dan pada bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil, kemungkinan ekstremitas janin.
v  Leopold III : pada sebelah bawah perut ibu teraba keras, bulat, melenting, kemungkinan kepala janin. Kepala masih bisa digoyangkan / belum masuk PAP
v  Leopold IV : Tidak dilakukan

III.             INTERVENSI
1.      Beritahu keadaan ibu dan janinnya serta lakukan pendekatan dengan pasien.
R/ Terjalin hubungan baik dengan pasien sehingga pasien lebih kooperatif terhadap setiap tindakan yang kita lakukan.
2.      Berikan Ibu  asupan cairan per oral
R/  Asupan cairan yang diberikan dapat digunakan sebagai persiapan tenaga Ibu saat  meneran
3.   Berikan dukungan psikologis pada pasien.
R/ Ibu lebih tenang dan dapat menerima keadaannya
3.      Observasi TTV.
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
4.      Anjurkan ibu untuk miring ke kiri
R/ dengan ibu miring ke kiri tidak akan menekan vena cava inferior karena pembesaran uterus dan mempercepat turunnya kepala.
5.      Anjurkan ibu melakukan teknik destraksi dan relaksasi
R/ teknik destraksi dan relaksasi yang tepat bisa memberikan ketenagan pada ibu dan meredakan nyeri
6.                                    Ajari ibu cara meneran yang benar dan efektif
R/ cara meneran yang benar dan efektif akan membantu proses persalinan dan mencegah pengeluaran tenaga yang sia-sia
7.         Observasi HIS dan DJJ tiap 30 menit
R/ deteksi dini adanya komplikasi
8.      Persiapan alat dan bahan pertolongan persalinan
R/ dengan persiapan yang maksimal pertolongan persalinan yang aman dan nyaman dapat terwujud
9.      Lakukan kolaborasi dengan dokter obgyn pemberian therapi.
R/ Fungsi dependent bidan.


V.                 IMPLEMENTASI
1.      Melakukan pendekatan dengan pasien, sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan bidan serta memberitahu pada ibu bahwa keadaan ibu dan janinnya baik-baik saja sehingga ibu lebih kooperatif.
2.      Menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi untuk memperoleh tenaga pada saat mengejan pada proses persalinan.
3.      Memberikan dukungan psikologis pada pasien dan meminta keluarga agar memberi semangat pada ibu sehingga ibu lebih tenang
4.      Mengobservasi TTV untuk mengetahui secara dini adanya komplikasi
TD                   : 120 / 80 mmHg
N                     : 88 kali/menit
RR                   : 24 kali/menit
S                      : 36º C
5. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar tidak menekan vena cava inferior dan mempercepat turunnya kepala.
5.      Menganjurkan ibu melakukan teknik destraksi dan relaksasi karena teknik destraksi dan relaksasi yang tepat bisa memberikan ketenagan pada ibu dan meredakan nyeri misalnya dengan menarik nafas panjang.
6.      Mengajari ibu cara meneran yang benar dan efektif karena cara meneran yang benar dan efektif akan membantu proses persalinan dan mencegah pengeluaran tenaga yang sia-sia.
7.         Mengobservasi HIS dan DJJ tiap 30 menit untuk mendeteksi dini adanya komplikasi
8.      mempersiapan alat dan bahan pertolongan persalinan karena dengan persiapan yang maksimal pertolongan persalinan yang aman dan nyaman dapat terwujud. Melakukan juga teknik pencegahan infeksi
9.                    Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn pemberian therapi.




DAFTAR PUSTAKA


www.askep-askeb-kita.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Beri komentar bijak Anda kepada kami...!!!

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.