Senin, 18 Juni 2012

EROSIO PORSIO


  1. PENGERTIAN
Erosi porsio adalah pengikisan lapisan dari mulut rahim
http://www.pdpersi.co.id/?show=isikonsul&konsul=kandungan&kode=623&tbl=kandungan&startnews=340
Erosi porsio adalah bentuk perlukaan ujung leher rahim

  1. ETIOLOGI
Erosi porsio diakibatkan oleh beberapa factor antara lain:
    1. infeksi pada mulut rahim, misalnya karena keputihan yang lama tidak diobati
    2. akibat termanipulasi oleh penis saat berhubungan intim
    3. akibat pemasangan IUD
    4. akibat pelepasan IUD
    5. luka pada porsio karena partus atau abortus
http://www.pdpersi.co.id/?show=isikonsul&konsul=kandungan&kode=623&tbl=kandungan&startnews=340

  1. TANDA DAN GEJALA
·   Keadaan ini tidak menimbulkan gejala , kecuali pengeluaran secret yang agak putih kuning
·   Pada porsio uteri disekitar ostium uteri eksternum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya.sekret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah
·   nyeri saat berhubungan seksual
·   keluar darah dari kemaluan saat melakukan hubungan seksual
·   rasa kemeng pada daerah panggul
  1. PENANGANAN
Dengan obat-obatan antibiotic serta antiseptic yang dimasukkan lewat vagina, mulut(oral) dan parenteral. Jika terjadi erosi terlalu luas, selain diberikan obat-obatan antibiotic juga perlu di bakar (kauterisasi)
Pengobatan yang baik ialah dengan jalan kauterisasi radial dengan termokauter atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi atau krioterapi terjadi nekrosis jaringan yang meradang, terlepas kira-kira 2minggu dan diganti lambat laun oleh jaringan sehat. Jika radang menahun mencapai endoserviks jauh kedalam kanalis servikalis, perlu dilakukan konisasi dengan mengangkat sebagian besar  mukosa endoserviks. Pengangkatan dilakukan dengan pisau supaya jaringan yang dikeluarkan dapat diperiksa mikroskopis. Pada laserasi serviks yang agak luas perlu dilakukan trakhelorafia. Pinggir sobekan dan sedikit endoserviks diangkat, lalu luka-luka baru dijahit sedemikian rupa sehingga bentuk serviks menjadi seperti semula. Jahitan secara sturndorf dapat mengatasi perdarahan yang akan timbul. Jika sobekan dan infeksi sangat luas perlu dilakukan amputasi serviks. Akan tetapi perpendekan serviks akan dapat mengakibatkan abortus jika terjadi kehamilan. Sehingga pembedahan yang akhir ini sebaiknya dilakukan pada wanita yang tidak ingin hamil lagi.
Krioterapi/cryo surgery = kauter dingin              dimasukkan alat kedalam ostium uteri seperti gas CO2 sehingga menjadi timbul embun, setelah timbul embun membuat jaringan merotol sehingga kembali bersih lagi.
PAP SMEAR:
Pap Smear disebut juga dengan Pap Test.  Setiap  saat sel-sel tubuh mati, lalu mengelupas. Sekali pun sel-sel ini telah lepas dari tubuh, ia merupakan "gudang informasi" yang sangat bermanfaat. Lewat sel-sel ini dapat diketahui sesuatu yang tidak beres, suatu proses yang tidak normal sedang menggerogoti mulut rahim seseorang. Hal inilah yang dikerjakan dalam pemeriksaan pap smear. Dengan sikat yang sangat halus, mulut rahim dikerok untuk mendapatkan sampel sel-sel dari dalamnya. Berikutnya, bahan ini harus diwarnai atau dicat agar visualisasinya di bawah mikroskop lebih baik. Pengecatan yang digunakan bernama papanicolaou -- mengabadikan nama penemunya, dr. George Papanicolaou.
Di Indonesia, pap smear dianjurkan untuk dilakukan secara rutin bagi wanita yang sudah melakukan hubungan seksual dan berusia lebih dari 25 tahun hingga 60 tahun. Sebaiknya, pap smear dilakukan setiap tahun atau bila hasil pemeriksaan dua kali berturut-turut normal, pemeriksaan boleh dilakukan dua tahun sekali.

Persiapan sebelum melakukan Pap Smear :

  1. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
  2. Berikan informasi sejujurnya kepada dokter Anda tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah Anda derita, terutama penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
  3. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
  4. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
  5. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
  6. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada dokter Anda, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
Beberapa kemungkinan dari hasil pemeriksaan pap smear adalah sbb :

  1. Infeksi, proses yang amat sering bersarang pada mulut rahim. Sebagian besar kasusnya tanpa gejala. Kadang-kadang satu-satunya keluhan yang muncul adalah keputihan. Sekalipun mayoritas kasus boleh dikata tidak berbahaya, sebagian kecil dapat muncul dalam intensitas yang tergolong berat. Dokter akan menelusuri penyebabnya dan memberi terapi yang spesifik. Jika dianggap perlu pap smear ulangan, mesti dikerjakan dalam waktu 6 bulan untuk melihat atau mengevaluasi apakah radang sudah menyembuh.
  2. ASCUS (atypical squamous cells of undetermined significance) yang artinya ada sedikit kelainan atau abnormalitas pada sel-sel mulut rahim. Pasien sering dibuat cemas dan tidak bahagia oleh konklusi ini karena makna dari hasil pemeriksaan ini masih belum jelas. Karena itu, langkah yang berikutnya ditempuh ialah dengan melakukan pap smear ulangan setiap 6 bulan selama dua tahun. Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan tambahan yang disebut kolposkopi, yaitu peneropongan langsung mulut rahim dengan mikroskop.
  3. Karsinoma intra-epitelial, lingkup kelainan ini ialah diplasia hingga neoplasia yang terbatas pada sel-sel permukaan. Displasia ialah kelainan prakanker yang sifatnya reversible. Namun begitu, jika ia tidak diobati dapat timbul transformasi menuju keganasan.
Karsinoma invasif. Pada akhirnya sel kanker tumbuh menembus melewati lapisan epitel permukaan, masuklah kita pada stadium invasif. Pada tahap ini penyembuhan menjadi jauh lebih sulit
Pelaksanaan Pap smear
1.      buka pakaian pasien dari pinggang ke bawah dan berbaring telentang untuk melakukan pemeriksaan
2.      masukkan speculum untukmembuka vagina
3.      ambil beberapa sel dari leher rahim pasien dengan mengusapkan sebuah sikat kecil atau spatula
4.      oleskan sel-sel pada kaca preparat
5.      kirim ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis
http://www.hawaii.edu/hivandaids/Early_Detection_is_the_Best_Protection--Pap_SmearCervical_Cancer_Indonesian.pdf


 KOLPOSKOPI
 
Kolposkopi adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan serviks oleh
seorang dokter yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Dengan memeriksa
permukaan serviks, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel serviks seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan 'Pap Smear'. Cara pemeriksaan kolposkopi adalah sebagai berikut: dokter akan memasukkan suatu spektrum kedalam vagina dan memberi warna saluran serviks dengan suatu cairan yang membuat permukaan serviks yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran serviks melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi. Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk kemudian dikirim ke lab guna pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi anda.
http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/
 
 
PERCOBAAN SCHILLER
Berikan yodium pada luka, epitel porsio yang abnormal menjadi berwarna cokelat tua sedang daerah-daerah yang tidak normal berwarna kuning coklat dan tampak pucat. Daerah-daerah yang pucat salah satunya dapat pula disebabkan oleh erosi porsio.
 
 


ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU P10011 DENGAN EROSIO PORSIO

I.PENGKAJIAN
A.    DATA SUYEKTIF
1.      biodata
terjadi pada usia reproduksi atau selama wanita masih menikah
2.      keluhan utama
Ø  keputihan berwarna putih kekuningan
Ø  nyeri saat berhubungan seksual
Ø  keluar darah dari kemaluan saat melakukan hubungan seksual
Ø  rasa kemeng pada daerah panggul
3.      riwayat kesehatan sekarang
Ø  keputihan berwarna putih kekuningan
Ø  nyeri saat berhubungan seksual
Ø  keluar darah dari kemaluan saat melakukan hubungan seksual
Ø  rasa kemeng pada daerah panggul
Ø  ibu tidak sedang menderita penyakit apapun
4.      riwayat kesehatan dahulu
ibu pernah mengalami erosi porsio, ibu pernah mengalami infeksi pada mulut rahim
5.      riwayat kesehatan keluarga
-

6.      riwayat menstruasi
siklus menstruasi tidak teratur karena ibu sering mengeluarkan darah terutama setelah berhubungan seksual
7.      riwayat obstetric
 ibu pernah melahirkan pervaginam yang menyebabkan luka pada porsio karena partus atau abortus
8.      pola kegiatan sehari-hari
pola seksual:
§  frekuensi yang terlalu sering
§  dilakukan dengan kasar dan keras
§  sering gonta-ganti pasangan
§  ibu mengalami dispareuni
§  keluar darah pervaginam post coitus
9.      riwayat perkawinan
                                    sering gonta-ganti pasangan
10.  riwayat psikologi
ibu merasa cemas dengan keadaannya

B.     DATA OBYEKTIF
1.      pemeriksaan umum
v  kesadaran:composmentis
v  TD:dbn
v  Nadi:dbn
v  Suhu:normal sampai>38C
v  RR:dbn

2.      pemeriksaan khusus
v    abdomen:terdapat nyeri tekan perut bagian bawah, teraba pembesaran kelenjar limfe di inguinal
v    genetalia:  terlihat pengeluaran secret yang agak putih kuning
·   speculum: pada porsio uteri disekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur darah
3.      pemeriksaan penunjang
·   PAP SMEAR:hasil normal dan apabila hasil pap smear meragukan dapat dilakukan biopsy, untuk kepastian bahwa tidak ada karsinoma


II.                INTERPRETASI DATA DASAR
v      Diagnosa
Dx: ibu P10011 dengan erosio porsio
Ds: ibu mengatakan mengalami:
Ø  keputihan berwarna putih kekuningan
Ø  nyeri saat berhubungan seksual
Ø  keluar darah dari kemaluan saat melakukan hubungan seksual
Ø  rasa kemeng pada daerah panggul
Do:
Ø  abdomen:terdapat nyeri tekan perut bagian bawah, teraba pembesaran kelenjar limfe di inguinal
Ø  genetalia:  terlihat pengeluaran secret yang agak putih kuning
·   speculum: pada porsio uteri disekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur darah

Ø  pemeriksaan penunjang
·   PAP SMEAR: hasil normal dan apabila hasil pap smear meragukan dapat dilakukan biopsy, untuk kepastian bahwa tidak ada karsinoma

·   Masalah: -

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Servisitis
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pemberian obat-obatan antibiotic serta antiseptic
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk dilakukannya kauterisasi
V.                INTERVENSI
1.      jelaskan pada ibu mengenai keadaannya
R/ ibu dapat mengerti tentang keadaannya
2.      mengkaji pengetahuan suami istri tentang pola seksual yang telah dijalani
R/ dapat mengetahui tingkat pengetahuan suami istri tentang pola hubungan seksual
3.      diskusikan dengan suami tentang kondisi ibu
R/ suami dapat beradaptasi dan memahami keadaan ibu
4.      ajarkan ibu melakukan personal hygiene dengan cara mengganti celana dalam minimal 2x sehari dan mengajari cara cebok yang benar
R/ dengan personal hygiene yang baik maka dapat mencegah masuknya kuman yang dapat memperburuk keadaan erosi porsio
5.      Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian obat-obatan antibiotic serta antiseptic
R/ dapat mematikan flora pathogen dalam vagina. Mempertahankan flora normal dan memulihkan keasaman fisiologis dari vagina

6.      jika erosi porsio telah luas, maka kolaborasi dengan dokr SpOG untuk melakukan kauterisasi
R/ kauterisasi dapat menyebabkan nekrosis jaringan yang meradang sehingga dapat terlepas dan diganti lambat laun oleh jaringan sehat
VI.             IMPLEMENTASI
Lakukan sesuai intervensi
VII.EVALUASI
DI BPS
Tanggal: ......      jam: ......
S: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan dan akan melakukan anjuran
O : - ibu kooperatif
                - keadaan umum baik
                           - kesadaran komposmentis
                        - TTV : TD:dbn
v  Nadi:dbn
v  Suhu:normal sampai>38C
v  RR:dbn
                        - abdomen:terdapat nyeri tekan perut bagian bawah, teraba pembesaran kelenjar limfe di inguinal
-genetalia:  terlihat pengeluaran secret yang agak putih kuning
A : ibu P10011 dengan erosio porsio
P :  1. Anjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene
2.Anjurkan ibu untuk segera memeriksakan diri ke dr SpOG untuk pemeriksaan dan penanganan yang sesuai

Kamis, 14 Juni 2012

Tromboflebitis



2.1         Pengertian Tromboflebitis
Tromboflebitis adalah peradangan vena yang terjadi dikaitkan dengan bekuan intervaskular atau trombus. (Kopita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, 420).
Tromboflebitis adalah infeksi nifas oleh mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran di sepanjang vena dan cabang-cabangnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 264).
Tromboflebitis adalah inflamasi endotelium vaskuler dengan pembentukan bekuan pada dinding pembuluh darah. (Keperawatan ibu-bayi baru lahir)

2.2        Klasifikasi Tromboflebitis
1.      Tromboflebitis Femoralis
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
2.      Tromboflebitis Pelvik
Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior.Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis.
         Bakteri yang biasanya berkaitan dengan tromboflebitis streptokokus anaerob dan bakteriodes

2.3        Tanda dan Gejala Tromboflebitis
1.      Tromboflebitis Pelvik
Ø   Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping
Ø   timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
Ø   Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :
-          Menggigil berulang kali
-          Suhu badan naik turun secara tajam (360c menjadi 400c).
-          Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.
-          Cenderung terbentuk PUS, yang menjalar ke mana-mana, terutama ke paru-paru.
Ø   Gambaran darah :
-          Terdapat leukositosis
Ø   Pada periksa dalam hampir tidak ditemukan  apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika, yang sukar dicapai pada pemeriksaan dalam.
2.      Tromboflebitis Femoralis
Ø   Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
-          Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibanding dengan kaki lainnya.
-          Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
-          Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
-          Reflektorik akan terjadi spasmus sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, nyeri dan dingin dan pulsasi menurun.
-          Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah ke atas.
-          Nyeri pada betis, yang dapat terjadi spontan atau dengan memijit betis.
Ø   Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke 10 – 20, yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali


2.4        Faktor Predisposisi Tromboflebitis
1.      Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi tromboflebitis.
2.      Episode tromboflebitis sebelumnya
3.      Pembedahan obstetric
4.      Kelahiran
5.      Obesitas
6.      Imobilisasi
7.      Trauma vaskular
8.      Varises
9.      Multiparietas
10.  Supresi laktasi dengan esterogen
11.  Infeksi nifas

2.5        Patofisiologi
Terlampir

2.6        Pemeriksaan Penunjang
v  Ultrasonograf  Doppler
Tehnik dopler memungkinkan penilaian kualitatif terhadap kemampuan katub pada vena profunda,vena penghubung dan vena yang mengalami pervorasi
v  Pemeriksaan hematokrit
Mengidentifikasi Hemokonsentrasi
v  Pemeriksaan Koagulasi
Menunjukkan hiperkoagulabilitas
v  Biakan darah
Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan anaerob. Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes
v  Pemindai ultrasuond dupleks
dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak kompeten
v  Venografi
Bahan kontras disuntikkan  kedalam sistem vena untuk memberikan gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.

2.7        Penanganan Tromboflebitis
1.      Tromboflebitis Pelvik
Ø  Rawat inap
Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegahnya terjadinya emboli pulmonum.
Ø  Terapi medis
Pemberian antibiotika heparin jika terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum.
Ø  Terapi operatif
Pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru, meskipun sedang dilakukan heparinisasi.
2.      Tromboflebitis Femoralis
Ø  Perawatan
Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompresi pada kaki. Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaos kaki panjang yang elastik selama mungkin.
Ø  Terapi medik : pemberian antibitik dan anlgetika


DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002. Buku Acuan Nasioanl Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta : YBP – SP.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC.

Mochtar, rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, obstetri Patologo. Jakarta : EGC.

Straight,Barbara R.2004.Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir.Jakarta:EGC

Taber, Ben – Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.

WHO. 2002. Safe Motherhood, Modul Sepsis Puerperalis : Materi Pendidikan Untuk Kebidanan. Jakarta : EGC

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.