Senin, 16 April 2012

Perdarahan Antepartum


PERDARAHAN ANTEPARTUM

A.    PENGERTIAN
Perdarahan Antepartum adalah :
·         Perdarahan dari alat kelamin pada penderita hamil 20 minggu sampai lahirnya anak (Obstetri Phantom F.K Surabaya : 320)
·         Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu (Sinopsis Obstetri Moch. Roestam 1998 : 269)
·         Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 23 minggu (Ilmu Kebidanan. Sarwono P 2005 : 362)
·         Perdarahan pervaginam pada kehamilan di atas 28 minggu atau lebih (Manuaba. 1998 : 253)
·         Kesimpulan, Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari alat kelamin yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai lahirnya anak
             
B.     PERDARAHAN YANG DISEBABKAN OLEH KEHAMILAN
I.       SOLUSIO PLASENTA
1.      Pengertian
1.      Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dengan implantasi yang normal sebelum anak lahir, pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih
(Obstetri Phantom. FK Surabaya : 330)
2.      Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
(Sinopsis Obstetri Moch. Rustam. 1998 : 279)
3.      Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir, biasanya terjadi dalam triwulan ketiga
(Ilmu Kebidanan. Sarwono P. 2005 : 376)
4.      Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak
(Obstetri patologi. FK Universitas Padjajaran bandung. 1984 : 120)
·   Kesimpulan solutio placenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh placenta yang implantasinya normal pada corpus uteri sebelum janin lahir, biasanya terjadi sejak umur 20 minggu atau lebih.
2.      Faktor Penyebab
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti tetapi ada beberapa keadaan yang ditemukan berhubungan dengan solusio plasenta ini
-        Multiparitas
Para 5 mempunyai resiko untuk menjadi solusio plasenta 3-4 kali lebih besar dari primipara
-        Defisiensi
Hibbart menemukan pada 72 dari 73 penederita solusio plasenta menunjukkan defisiensi asam folat
-        Pre-eclampsia dan hipertensi
-        Trauma dari luar : kecelakaan, manipulasi obstetric (versi luar)
-        Tekanan pada vena cava inferior yang meningkat (karena tertekan oleh uterus)
-        Hydramnion sesudah ketuban pecah, gemelli sesudah anak pertama lahir
(Obstetri Phantom. FK Surabaya : 330)
-        Tali pusat yang pendek
-        Umur lanjut
(Obstetri Patologi. FK Universitas Padjadjaran bandung. 1984 : 123)
3.      Klasifikasi
-        Menurut derajat lepasnya plasenta
1.      Solusio plasenta parsialis
Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlekatannya
2.      Solusio plasenta totalis (komplet)
Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya
3.      Prolapsus plasenta
Bila plasenta turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam
-        Menurut penyebabnya
1.      Non toksik
Biasanya ringan dan terjadinya partus
2.      Toksik
Lebih parah, terjadinya biasanya pada kehamilan trimester ketiga, dan disertai kelainan-kelainan organik
-        Menurut tingkat gejala klinik
1.      Solusio plasenta ringan
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyeybabkan perdarahan pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit. Perut agak teras sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian-bagian janin mudah diraba
2.      Solusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat. Tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus lalu terjadi perdarahan pervaginam. Dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar diraba. Telah ada tanda-tanda persalinan
3.      Solusio plasenta berat
Plasenta terleas lebih dari 2/3 permukaannya. Penderita jatuh syok dan janinnya telah meninggal. Uterus sangat tegang  seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam bias belum terjadi. Telah ada kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal.
4.      Tanda dan gejala
Pada kasus yang ringan perdarahan sedikit, kadang-kadang berhenti, kadang berulang
Pada kasus yang berat :
-        Perdarahan yang disertai nyeri, juga di luar his
-        Anemi dan shock, beratnya anemi dan shock sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar
-        Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
-        Palpasi sukar karena rahim keras
-        Fundus uteri makin lama makin naik
-        Bunyi jantung biasanya tidak ada
-        Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah)
-        Sering ada proteinuria karena disertai toxaemia
(Obstetri Patologi FK Universitas Padjadjaran Bandung 1984 : 123)
-        Bila lebih dari 1/3 bagian plasenta yang lepas, anak biasanya sudah mati
-        Dapat terjadi hypofibrinogenemia
-        Persalinan biasanya cepat terjadi
-        VT : Ketuban terasa tegang dan menonjol
(Obstetri Panthom FK Surabaya : 332)
5.      Komplikasi
-        Hypofibrinogenemia
Thombroplastin like material dari perdarahan retro plasenta masuk ke peredaran darah ibu sehingga terjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Gejal dari hypofibrinogenemia terlihat bila kadar fibrinogen kurang dari 150 mg %, dan berat bila kurang dari 90 mg %.
-        Couvelaire uterus
Extravasasi darah ke myometrium sampai ke peritoneum. Dapat terus ke peritoneum tuba, ke jaringan ligamentum latum dan ovarium
Ini hanya terlihat pada laparotomi
-        Acute Renal Failure
Bila terjadi hipovolemia yang lama apalagi disertai vasokontriksi di ginjal, dapat terjadi kegagalan faal ginjal yang mendadak
6.      Pathologi
Perdarahan mula-mula terjadi di deciduas dualis. Desidua terpecah, lapisan tipis ikut dengan plasenta dan yang tebal terus kontak dengan uterus.
Pada kasus yang ringan, perdarahan berhenti dan tidak memberi gejala, hanya diketahui waktu memeriksa plasenta terdapat bekuan darah yang sudah mengadakan organisasi.
Pada kasus yang berat, perdarahan progresif, kemungkinan terjadi :
a)      External bleeding
Darah mencari jalan keluar antara membrane dan uterus keluar melalui canalis cervicalis. Keadaan ini banyak terjadi
b)      Internal bleeding
Perdarahan tidak keluar melalui canalis cervicalis tetapi terkumpul dalam uterus, kemungkinannya :
-        Darah tertahan di belakang plasenta karena tepinya masih melekat dengan uterus
-        Darah tidak bisa keluar karena tertahan oleh kepala yang menutup SBR dan cervix
-        Darah masuk ke rongga amnion
Internal bleeding merupakan keadaan yang lebih berbahaya karena memberikan komplikasi yang berat.
Juga macam ini yang memberikan gejala khas solusio plasenta

DIAGNOSIS BANDING ANTARA SOLUSIO PLASENTA DAN PLASENTA PREVIA

SOLUSIO PLASENTA
PLASENTA PREVIA
Kejadian
Hamil tua
Inpartu
Hamil tua
Anamnesa
Mendadak
Terdapat trauma
Perdarahan dengan nyeri
Perlahan, tanpa disadari
Tanpa trauma
Perdarahan tanpa nyeri
Keadaan umum
Tidak sesuai dengan perdarahan
Anemis, tekanan darah, nadi dan pernapasan tak sesuai dengan perdarahan
Dapat disertai pre eklampsi/eklampsi
Sesuai dengan perdarahan yang tampak
Tidak ada
Palpasi abdomen
Tegang, nyeri
Bagian janin sulit diraba
Lembek, tanpa reasa nyeri
Bagian janin mudah diraba
Denyut jantung janin
Asfiksia sampai mati tergantung lepasnya plasenta
Asfiksia
Meninggal bila HBs kurang 5 gr %
Pemeriksaan dalam
Ketuban tegang menonjol
Jaringan plasenta

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL  TM II dan TM III
Dengan SOLUTIO PLACENTA

Tempat Pengkajian      :
Waktu Pengkajian       :
Tempat Pengkajian      :
Nama Pengkaji            :
I. Pengkajian
1.      Biodata
Umur               :
Wanita dengan umur > 35 tahun memiliki resiko untuk menjadi solutio plasenta 3x4 lebih besar daripada usia < 35 tahun
Pekerjaan         :
Untuk menentukan estimasi nutrisi dan tingkat aktivitas
1.      Keluhan utama
Adalah keluhan yang menyebabkan ibu datang ke pelayanan kesehatan, keluhan yang biasanya terjadi pada ibu hamil dengan solutio plasenta adalah :
-        Terjadi pada usia kehamilan lebih dari 5 bulan (20 minggu)
-        Darah keluar pervaginam berwarnamerah kehitaman
-        Ibu mengatakan perutnya nyeri
2.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Terjadi pada kehamilan dengan anemis, perut terasa nyeri, hipofibrinogemia, trauma (kecelakaan, manipulasi obstetric-versi luar), ibu dengan tumor dan polip endometrium
3.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Terjadi pada ibu hamil dengan riwayat hipertensi kehamilan, anemis, trauma langsung saat kehamilan seperti jatuh
4.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ibu atau suami biasanya ada riwayat hipertensi
5.      Riwayat Menstruasi
6.      Riwayat Perkawinan
Usia pertama menikah             : Wanita dengan umur > 35 tahun memiliki resiko untuk menjadi solutio plasenta 3x4 lebih besar daripada usia < 35 tahun
7.      Riwayat Obstetri
Kehamilan
Persalinan
Bayi
Nifas
Hamil ke
UK
Komp
Jenis
Penolong
Tempat
Komp
Sex
PB/BB
T/G
H/M
Umur
Laktasi
KB
Komplikasi















Biasanya terjadi pada ibu hamil usia lanjut dan multiparitas
8.      Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester
ANC
Keluhan
Teraphy
KIE
Ket
I
1x
Sering kencing
Fe, Vit C, Kalk
-        Kebersihan alat kemaluan
-        Sering ganti CD
-
II
2x
Perdarahan keluar kehitaman dari kemaluan dan perut nyeri
Rawat inap di RS
-         

III



-         

9.      Pola Kegiatan Sehari-hari
Terjadi pada ibu hamil dengan :
·         Malnutrisi : pola nutrisi yaitu frekuensi makan yang kurang atau jenis makanann yang tidak bergizi
·         Aktivitas yang tinggi
10.  Riwayat Psikososial
2.      Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
-        Keadaan umum  : penderita tidak sesuai dengan perdarahan yang keluar dari vagina karena terjadinya internal bleeding
-        Kesadaran          : GCS (4-5-6)
-        TD                      : dbn sampai  menurun (N=110-120/70-80 mmHg)
-        Nadi                   : dbn sampai meningkat (N-60-100 x/menit)
-        Pernapasan         : dbn sampai meningkat (N=16-20 x /menit)
-        Suhu                   : DBN  36,2 o C – 38 o C (Ladeweg : 2006)
                                                            36 o C – 37,2 o C (Varney : 1997)
                                             36 o C – 37,5 o C (Depkes)
2.      Pemeriksaan Fisik
Muka   :
Ibu terlihat pucat (disebabkan perdarahan baik internal atau eksternal karena solutio plasenta menandakan ibu menderita animea)
Mata    :
Konjungtiva pucat (disebabkan perdarahan baik internal dan eksternal karena solutio plasenta menandakan ibu menderita anemia)
Abdomen        :
-        Perut terasa tegang / keras seperti papan terus menerus
-        Fundus uteri makin lama makin naik
N : 20 minggu : 3 jari dibawah pusat
      24 minggu : setinggi pusat
      28 minggu : 3 jari di atas usat
      32 minggu : pertengahan pusat – px
      36 minggu : 3 jr di bawah px
      40 minggu : pertengahan pusat - px
-        Auskultasi DJJ dapat normal, gawat janin (tidak normal), sampai tidak terdengar sedang (N=100-180 x / menit)
-        Dinding perut terasa sakit/nyeri, nyeri tekan, nyeri tekan lepas
Genitalia          :
-        Perdarahan +/-, berwarna kehitaman sedikit / banyak
-        PDMO, yaitu pemeriksaan dalam yang dilakukan di atas meja operasi secara langsung melalui tindakan. Pada perdarahan sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menentukan diagnosis. PDMO harus dilakukan dalam keadaan siap operasi
-        PDMO dilakukan sebagai berikut : pada pemeriksaan teraba ketuban menonjol
3.      Pemeriksaan penunjang
-        USG
Untuk mengetahui
·         seberapa banyak bagian plasenta yang lepas ( hanya sedikit, rupture sinus marginalis, 1/3, 2/3, seluruhnya )
·         Kondisi janin : baik, fetal distress, mati
·         Cairan amnion : dbn / normal
-        Pemeriksan darah
·         Hb dan hematokrit à untuk mengetahui derajat anemi pada ibu hamil
·         Golongan darah dan rhesus : digunakan untuk menyiapkan darah 2-4 unit untuk tranfusi darah dan luasnya perdarahan menentukan perlunya penggantian darah.
II.    Interpretasi Data Dasar
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan UK > 20 mgg (preterm) I / T /H dengan solutio plasenta ringan
    Ds  :
Ibu mengatakan haml anak ke …, dengan usia kehamilan …. bulan perutnya kadang-kadang nyeri, dan dari kemaluannya keluar sedikit darah berwarna merah kehitaman
    Do :
K/u                  :
Kesadaran       :
TD                   :
N                     :
RR                   :
Suhu               :
Abd                 :









Genitalia          :

USG                :

Hb                  :
DBN
GCS (4-5-6)
DBN ( N : 110-120 / 70-80 mmHg )
DBN ( N : 60-100 x/ menit )
DBN ( 16-20 x/ menit )
DBN
Gerakan janin normal
LI : sesuai usia kehamilan
  N : 20 minggu : 3 jari dibawah pusat
       24 minggu : setinggi pusat
       28 minggu : 3 jari di atas pusat
       32 minggu : pertengahan pusat - px
LII: puka/puki
LIII : kepala, bokong
LIV : belum / sudah masuk PAP
DJJ dbn ( 100-180x/menit )
Perdarahan pervaginam +/- berwarna merah kehitaman sedikit
Plasenta terlepas pada sinus marginalisnya, keadaan janin baik, cairan ketuban normal
Normal  TM II  : lebih dari 10,5 gr %
              TM III : lebih dari 11 gr %
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan UK > 36 mgg (aterm) I / T /H dengan solutio plasenta ringan
    Ds  :
Ibu mengatakan haml anak ke …, dengan usia kehamilan…bulan perutnya kadang-kadang nyeri, dan dari kemaluannya keluar sedikit darah berwarna merah kehitaman
    Do :
K/u                  :
Kesadaran       :
TD                   :
N                     :
RR                   :
Suhu               :
Abd                 :







Genitalia          :

USG                :

Hb                  :
DBN
GCS (4-5-6)
DBN ( N : 110-120 / 70-80 mmHg )
DBN ( N : 60-100 x/ menit )
DBN ( 16-20 x/ menit )
DBN
Gerakan janin normal
LI : sesuai usia kehamilan
  N :36 minggu : 3 jr di bawah px
       40 minggu : pertengahan pusat – px
LII: puka/puki
LIII : kepala, bokong
LIV : belum / sudah masuk PAP
DJJ dbn ( 100-180x/menit )
Perdarahan pervaginam +/- berwarna merah kehitaman sedikit
Plasenta terlepas pada sinus marginalisnya, keadaan janin baik, cairan ketuban normal
Normal  TM III : lebih dari 11 gr %
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan UK > 36 mgg (aterm) I / T /H dengan solutio plasenta sedang
    Ds  :
Ibu mengatakan haml anak ke …, dengan usia kehamilan…bulan perutnya sering nyeri, gerakan janinnya berkurang dan dari kemaluannya keluar sedikit darah berwarna merah kehitaman yang jumlahnya sedang / biasa
    Do :
K/u                  :
Kesadaran       :
TD                   :
N                     :
RR                   :
Suhu               :
Abd                 :








Genitalia          :

USG                :

Hb                  :
Normal sampai lemah
GCS (4-5-6)
menurun ( < N : 110-120 / 70-80 mmHg )
meningkat ( >N : 60-100 x/ menit )
meningkat ( >16-20 x/ menit )
DBN
Gerakan janin berkurang ( < 3x / hr ), perut tegang / nyeri tekan
LI : TFU makin lama makin naik
  N :36 minggu : 3 jr di bawah px
       40 minggu : pertengahan pusat – px
LII: sulit diraba
LIII : sulit diraba
LIV : sulit diraba
DJJ tidak normal ( kurang dari 100 / lebih dari 180 )
Perdarahan pervaginam +/- berwarna merah kehitaman sedang / biasa
Plasenta terlepas lebih dari ¼ bagian lateral, kondisi janin : fetal distress, amnion normal
Anemia ( kurang dari normal  TM III : lebih dari
11 gr % )
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan UK > 36 mgg (aterm) I / T /H dengan solutio plasenta berat
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke …, dengan usia kehamilan…bulan perutnya sering nyeri, gerakan janinnya berkurang dan dari kemaluannya keluar sedikit darah berwarna merah kehitaman yang jumlahnya banyak dan bergumpal
    Do :
K/u                  :
Kesadaran       :
TD                   :
N                     :
RR                   :
Suhu               :
Abd                 :








Genitalia          :

USG                :

Hb                  :
lemah
GCS (4-5-6)
menurun ( < N : 110-120 / 70-80 mmHg )
meningkat ( >N : 60-100 x/ menit )
meningkat ( >16-20 x/ menit )
DBN
Gerakan janin berkurang ( < 3x / hr ), perut tegang seperti papan ,nyeri terus menerus
LI : TFU makin lama makin naik
  N :36 minggu : 3 jr di bawah px
       40 minggu : pertengahan pusat – px
LII: sulit diraba
LIII : sulit diraba
LIV : sulit diraba
DJJ tidak normal ( kurang dari 100 / lebih dari 180 )
Perdarahan pervaginam +/- berwarna merah kehitaman banyak
Plasenta terlepas lebih dari 2/3 bagian lateral, kondisi janin : fetal distress, amnion normal
Anemia ( kurang dari normal  TM III : lebih dari
11 gr % )
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan UK > 20 mgg 1/T/mati dengan solutio plasenta berat
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke  , ibu tidak merasakan gerakan janinnya, perutnya nyeri, dan dari kemaluannya keluar darah berwarna merah kehitaman banyak dan bergumpal
    Do :
K/u                  :
Kesadaran       :
TD                   :
N                     :
RR                   :
Suhu                : Abd                 :






Genitalia          :
USG                :

Hb                  :
lemah
GCS (4-5-6)
menurun (kurang dari 110-120/70-80 mmHg)
meningkat (>100x/menit)
meningkat (> 20 x /menit)
DBN
HIS adekuat/cukup, perut teraba tegang seperti papan, gerakan janin tidak ada, dinding perut tersa nyeri
LI = TFU makin lama makin naik
Bagian janin sulit diraba
 
LII
LIII
LIV
DJJ -
Perdarahan +/- warna merah kehitaman
Plasenta terlepas lebih dari 2/3 bagian lateral, kondisi janin : mati , amnion normal
Anemia ( kurang dari normal  TM III : lebih dari
11 gr % )



Diagnosa yang diambil
·         Dx :
Ibu GIII P20002 dengan UK 38 mgg I / T /H dengan APB
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ketiga, dengan usia kehamilan 9 bulan perutnya sering nyeri, gerakan janinnya berkurang dan dari kemaluannya keluar sedikit darah berwarna merah kehitaman yang jumlahnya sedang / biasa
    Do :
K/u                  :
Kesadaran       :
TD                   :
N                     :
RR                   :
Suhu               :
Abd                 :






Genitalia          :

Hb                  :
cukup
GCS (4-5-6)
100/90 mmHg
100 x/ menit
24 x / menit
36,5 ºC
Gerakan janin berkurang ( < 3x / hr ), perut tegang / nyeri tekan
LI : TFU makin lama makin naik ( 2 jr dibawah px )
LII: sulit diraba
LIII : sulit diraba
LIV : sulit diraba
DJJ : 100 x/menit
Perdarahan pervaginam +/- berwarna merah kehitaman sedang / biasa
9 gr %


III. Identifikasi Masalah
  1. preshock dan shock
  2. Gawat janin
  3. hipofibri nogemia
  4. couvelaire uterus
  5. acute renal failure
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
  1. Rehidrasi dan persiapan donor darah
  2. Rujuk ke rumah sakit
V.    Intervensi
  1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janinnya.
R/ ibu mengerti tentang keadaannya dan lebh kooperatif
  1. pasang infuse RL 20 tetes / menit
R/ keseimbangan cairan dan elektrolit
  1. berikan konseling pada ibu dan keluarga
R/ persiapan mental dan ibu serta keluarga dapat lebih kooperatif
  1. informed consent
R/ sebagai persetujuan atas tindakan dilakukan yang dilakukan
  1. observasi HIS, DJJ, nadi tiap 15 menit
R/ deteksi dini adanya komplikasi
  1. observasi tekanan darah, suhu tiap 2 jam k/p
R/ deteksi dini adanya komplikasi
  1. Siapkan rujukan ( BAKSOKU )
R/ menyelamatkan ibu dan bayi
  1. Kolaborasi dengan dokter untuk USG
R/ memantau keadaan janin

VI. IMPLEMENTASI
           _
VII.          EVALUASI
(tanggal :…………, jam :……………..)
S          :
Ibu mengatakan nyeri pada perutnya, gerakan janinnya semakin berkurang dan keluar darah dari alat kemaluannya berwarna merah kehitaman biasa
O         :
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/ menit

RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,7ºC
DJJ   : 100 x/ menit
USG : placenta terlepas lebih dari 2/3 bagian lateral
Hb : 10 gr %
A         :
Ibu GIII P20002 dengan UK 38 mgg I / T /H dengan solution plasenta sedang
P          :
Rehidrasi
Persiapan operasi SC ( a/p dokter )
·         pasang dauer kateter
·         lakukan scern
·         pasang pakaian operasi
·         persiapkan alat operasi
·         persiapkan tempat operasi
R/ pencegahan infeksi
·         persiapan untuk bayi
-        alat resusitasi pernafasan : alat penghisap lender
-        O2
-        Tempat tidur khusus
-        Tempat plasenta


 (tanggal :…………, jam :……………..)
S          :
Ibu mengatakan telah siap untuk dioperasi
O         :
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/ menit

RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,7 ºC
A         :
Ibu GIII P20002 dengan UK 38 mgg I / T /H dengan solution plasenta sedang
P          :
Melakukan operasi sc oleh dokter
Catatan perkembangan (tanggal :…., jam :….)
S          :
Ibu mengatakan pusing pada kepalanya
O         :
Ibu telah dioperasi oleh dr. SpOG pada tanggal ….jam ….
Luka operasi + (melintang, ± 15 cm, kering, tidak ada pest)
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

S :   36,7 ºC

Abd : TFU 1 jari ¯ pusat. UC baik, blast kosong

Genitalia : PPV +, ± 50 cc

Bayi lahir tanggal ….jam….., jenis kelamin /, PB/BB, AS anus +/-, cacat +/-, caput sucekdonium +/-, cepat hematom +/-, plasenta lahir lengkap jam …
A         :
Ibu P3003 post sc
P          :
Observasi TTV

Nadi, TD, tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua

Suhu tiap jam pada 2 jam post sc

Observasi perdarahan pervaginam, TFU, UC tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua

Dengarkan peristaltik usus (peristaltic usus -)

Observasi luka operasi

Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian antibiotika dan obat penunjang (alinaminF, roborantia,antibiotika)
Catatan perkembangan (tanggal …., jam….)
S          :
Ibu mengatakan telah dioperasi sesar dan masih nyeri pada luka jahitan
Ibu mengatakan senang karena bayinya telah lahir dengan selamat
O         :
Ibu telah dioperasi oleh dr. SpOG pada tanggal ….jam ….
Luka operasi + (melintang, ± 15 cm, kering, tidak ada pest)
TD : DBN (110-120/70-80 mmHg)

N : DBN (60-100 x/menit)

RR : DBN(16-20 x/menit)

S : DBN :        36,5

Abd : TFU 1 jari ¯ pusat. UC baik, blast kosong

Genitalia : PPV +, ± 20 cc
A         :
Ibu P3003 2 jam post sc
P          :
Observasi TTV

Observasi luka operasi



PLASENTA PREVIA

A      Pengertian
-        Plasenta previa adlah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh uteri internum (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal-YBP-SP. 2002 : 162)
-        Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Ilmu Kebidanan. Sarwono P. 2005 : 365)
-        Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Manuaba. 1998 : 253)
-        Plasenta previa adalah jaringan plasenta yang tidak tertanam dalam korpus uteri tetapi terletak sangat dekat atau pada ostium uteri interim (Obstetri Williams. F. Gary Cunningham. 1995 : 846)
-        Kesimpulan, Placenta previa adalah jaringan placenta yang tidak tertanam dalam corpus uteri tetapi berimplantasi pada segmen bawah rahim atau sangat dekat dengan ostium uteri internum, sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum
A      Klasifikasi Plasenta Previa
Secara teoritis, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir 4 cm, yaitu :
-        Plasenta previa totalis
§  Apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum pada pembukaan cervix 4 cm
§  Plasenta previa sentralis yaitu bila pusat plasenta berada tepat dengan sentral kanalis servikalis
-        Plasenta previa parsialis
Apabila jaringan plasenta menutupi sebagian dari ostium uteri internum, pada pembukaan cervix 4 cm
-        Plasenta previa marginalis
Apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir ostium uteri internum pada pembukaan cervix 4 cm
-        Plasenta previa letak rendah
Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi uteri internum. Pinggir plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas pinggir ostium
Uteri internum, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir
A      Etiologi
Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan :
  • Endometrium di functus uteri belum siap menerima implantasi
  • Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin
  • Vascularisasi pada daerah deciduas yang tidak cukup sehingga plasenta mencari makanan ke daerah lain yang mengakibatkan plasenta menjadi bertambah luas. Sering terklihat kedua pada plasenta previa bahwa plasenta lebih tipis dan luas. Kekurangan vascularisasi ini dapat disebabkan oleh radang atau atrofi pada endometrium.
Factor-faktor yang dapat meningkatkan kejadian plasenta previa :
-        Umur penderita
·         Umur muda à karena endometrium masih belum sempurna
·         Umur di atas 35 tahun à karena endometrium yang berkurang kesuburannya
-        Paritas
·         Pada paritas yang tinggi dan jarak anak yang terlalu dekat kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium belum sempat sembuh
-        Endometrium yang cacat
·         Bekas implantasi plasenta pada kehamilan yang lalu dengan jarak pendek
·         Bekas operasi, bekas kuretage, atau plasenta manual
·         Perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip
·         Pada keadaan malnutrisi
A      Tanda dan gejala
  1. Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi pada saat tidur atau sedang melakukan aktivitas. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hamper selalu lebih banyak daripada sebelumnya. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman.
Perdarahan plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah, yang mungkin bau berdarah setelah persalinan mulai.
Bentuk perdarahan yang sedikit ataupun banyak dapat menimbulkan penyakit pada janin maupun ibu. Penyakit bagi ibu dapat menimbulkan anemia sampai syok. Sedangkan untuk janin dapat menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.
  1. Turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas pinggul akan terhalang karena adanya plasenta di bagian bawah uterus, atau dapat menimbulkan kelainan letak janin dalam rahim.
A      Patofisiologi
Plasenta previa adalah implantasi plasenta di segmen bawah rahim sehingga menutupi kanalis servikalis dan mengganggu proses persalinan dengan terjadinya perdarahan
Perdarahan
 
Endometrium belum sempurna
 
Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi
 
Sumber : Manuaba. 1998 : 253-254
A      Penanganan
Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah :
  1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak atau untuk mengurangi kesakitan dan kematian
  2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selajutnya pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut
  3. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas cukup.
Dalam melakukan rujukan penderita plasenta previa sebaiknya dilengkapi dengan :
·         Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan
·         Sedapat mungkin diantar oleh petugas
·         Dilengkapi dengan keterangan secukupnya
·         Dipersiapkan donor darah untuk tranfusi darah
Perawatan selanjutnya tergantung pada bahaya perdarahan terhadap ibu dan viabilitas janin.
a.       Penanganan pasif/konservatif/ekspektatif
Tujuan penanganan pasif adalah supaya janin tidak terlahir premature, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik. Syarat-syarat penanganan pasif :
-        Kehamilan pretern (< 36 minggu atau taksiran berat janin < 2500 gram) dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
-        Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas normal)
-        Janin masih hidup
-        Belum ada tanda-tanda in partu
Pada penanganan pasif ini, penderita harus dirawat di rumah sakit sejak perdarahan pertama sampai pemeriksaan menunjukkan tidak adanya plasenta previa atau sampai bersalin. Transfuse darah dan operasi harus dapat dilakukan setiap saat apabila diperlukan. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam) dengan pesan agar tidak bekerja terlalu keras, tidak boleh coitus dan segera kembali ke rumah sakit apabila terjadi perdarahan ulang.
b.      Penanganan aktif (tindakan segera)
Penanganan aktif dilakukan apabila perdarahan yang telah berlangsung atau yang akan berlangsung akan membahayakan ibu dan/atau janinnya, atau kehamilannya telah cukup 36 minggu, atau taksiran berat janin telah mencapai 2500 gram. Terdapat dua pilihan cara persalinan, yaitu persalinan pervaginam dan persalinan perdarahan abdominam (seksio sesarea)
Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga perdarahan berhenti.
Seksio sesarea betujuan secepatnya mengangkat sumber perdarahan, dengan demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahannya dan untuk menghindarkan perlukaan serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilangsungkan persalinan pervaginam.
·         Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
ð  Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa parsialis/marginalis dengan pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi dengan infuse oksitosin.
ð  Versi Braxton Hicks
Dilakukan versi ke letak sungsang. Satu kaki dikeluarkan sebagai tampon dan diberikan pemberat untuk mempercepat pembukaan dan menghentikan perdarahan. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup
ð  Traksi dengan Cunam Willet atau Cunam Willet Gausz
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban/pemberat secukupnya yang ketubannya telah dipecahkan untuk mempercepat pembukaan dan menghentikan perdarahan. Tindakan ini biasanya dilakukan pada janin yang telah meninggal.
ð  Pemasangan kantng karet Metreurynter
Kantong karet dipasang untuk menghentikan perdarahan dan mempercepat pembukaan sehingga persalinan dapat segera berlangsung
·         Sectio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan section sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tidak punya harapan hidup, tindakan ini tetap dilaksanakan.
Tindakan utama section sesarea :
-        Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan
-        Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin dilahirkan pervaginam.

His mulai

 
Perdarahan

 
Prematur Konservatif Rawat Inap
 
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL TM II DAN TM III
DENGAN PLACENTA PREVIA

Tanggal Pengkajian     :
Waktu Pengkajian       :
Tempat Pengkajian      :
Nama Pengkaji            :

Pengkajian
A      Data Subjektif
1.      Biodata
Umur               :
-        Umur muda (< 16 tahun) lebih beresiko karena endometrium yang kurang subur
-        Umur 35 tahun lebih berseiko karena pertumbuhan endometrium yang kurang subur
Pekerjaan         :
Untuk mengetahui estimasi nutrisi dan tingkat aktivitas ibu
2.      Keluhan utama
-        Hamil TM II dan TM III
-        Darah keluar pervaginam berwarna merah segar
-        Perdarahan tidak disertai nyeri
-        Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, akan tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya

3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
-        Terjai pada hamil dengan tumor-tumor seperti mioma uteri dan polip endometrium
-        Terjadi pada ibu hamil dengan malnutrisi
4.      Riwayat Kesehatan Dahulu
-        Terjai pada ibu hamil dengan riwayat curetase, placenta manual, atau operasi, misalnya SC atau pengangkatan kista
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dari keluarga ada riwayat APB
6.      Riwayat Menstruasi
HPHT :
7.      Riwayat Pernikahan
Usia pertama menikah          :Umur muda (< 16 tahun) lebih beresiko karena endometrium yang kurang subur dan cervix belum matang
Umur 35 tahun lebih berseiko karena pertumbuhan endometrium yang kurang subur

8.      Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kehamilan
Persalinan
Bayi
Nifas
Hamil ke
UK
Komp
Jenis
Penolong
Tempat
Komp
Sex
PB/BB
T/G
H/M
Umur
Laktasi
KB
Komplikasi















            Ibu hamil dengan multiparitas,jarak anak terlalu dekat
9.      Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester
ANC
Keluhan
Teraphy
KIE
Ket
I
1 kali
-
Tablet Fe 30 tablet, kalk, vit. C
-        Makan makanan bergizi dan cukup cairan
-
II
(akhir)
2 kali
Perdarahan sedikit keluar dari kemaluan
-        Terapi pengobatan konservatif di rumah
-        Di rawat di RS sampai TBJ ± 2000 gr atau kehamilan sudah sampai 31 minggu
-        Jangan banyak aktifitas
-        Keluarga harus siap membawa ibu ke RS jika terjadi perdarahan hebat
USG
Hasil :
Letak implantasi placenta, jarak tepi placenta dari ostium uteri internum, cairan amnion normal
III
2 kali
Perdarahan ulang yang hebat
-
-
USG
Hasil :
Letak implantasi placenta, jarak tepi placenta dari ostium uteri internum, cairan amnion normal
10.  Pola kegiatan sehari-hari
Terjadi pada ibu hamil dengan
·         Malnutrisi, frekuensi makan yang kurang dan jenis makanan yang kurang bergizi
·         merokok, minum minuman keras, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang
11.  Riwayat Psikososial


B. DATA OBYEKTIF
  1. Pemeriksaan umum
-        Keadaan umum : dijumpai keadaan bervariasi dan keadaan normal sampai syok
-        Kesadaran : kesadaran penderita bervariasi dan kesadaran baik sampai koma
-        TTV : pada pemeriksaan dapat dijumpai :
§  Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal
§  Tekanan darah turun, nadi dan pernapasan meningkat
  1. Pemeriksaan fisik
-        Muka         : tampak pucat
-        Mata          : konjungtiva pucat
-        Abdomen  : pemeriksaan palpasi abdomen
-        Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan
-        Dijumpai kelainan letak janin (sungsang atau melintang) dalam rahim
-        Bagian teendah janin masih tinggi karena plasenta di segmen bawah rahim
-        Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolok di atas PAP
-        Dapat dirasakan bantalan pada SBR terutama pada ibu yang kurus
-        Biasanya tidak ada kontraksi uterus
Pemeriksaan auskultasi abdomen
-        DJJ bervariasi dari normal sampai gawat janin dan selanjutnya tidak terdengar
-        Genitalia    :     -  terlihat perdarahan pervaginam berwarna merah segar
-        PDMO, yaitu pemeriksaan dalam yang dilakukan di atas meja operasi secara langsung melalui pembukaan serviks dan siap untuk segera melakukan tindakan. Pola perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menentukan diagnosis. PDMO harus dilakukan dalam keadaan siap operasi. PDMO dilakukan sebagai berikut :
Ø  Pada letak kepala, perabaan akan terasa lunak antara jari dan kepala janin terdapat plasenta
-        Ekstemitas : teraba dingin pada ujung-ujung ekstremitas atas dan bawah
  1. Pemeriksaan penunjang
-        Pemeriksaan USG
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium uteri internum. Kandung kemih DBN, cairan amnion DBN
II.    Interpretasi Data Dasar
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan Usia Kehamilan 20 minggu – 37 minggu (preterm) I/T/H dengan plasenta previa marginalis
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke …, dengan usia kehamilan….bulan, ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya secara tiba-tiba tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan berulang-ulang. Darahnya berwarna merah terang, perut tidak mules dan volumenya semakin hari semakin bertambah banyak, HPHT :
    Do :
K/u                 :
Kesadaran       :
TTV                 :



Abdomen        :














Genitalia          :
USG                :


Hb                   :
Normal sampai lemah
GCS (4-5-6)
TD menurun (kurang dari 110-120/70-80 mmHg)
N meningkat (>100x/menit)
RR meningkat (> 20 x /menit)
Suhu DBN
-       TFU sesuai dengan usia kehamilan
      20 minggu : 3 jari dibawah pusat
      24 minggu : setinggi pusat
      28 minggu : 3 jari di atas usat
      32 minggu : pertengahan pusat – px
      36 minggu : 3 jari di bawah px
-       Dijumpai kelainan letak janin (sungsang atau melintang) dalam rahim
-       Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP
-       Dapat dirasakan bantalan pada SBR terutama pada ibu yang kurus
-       Tidak ada kontraksi
-       DJJ+: dbn sampai asfiksia ( N: 100-180x/menit )
-       Terlihat perdarahan berwarna merah segar
Pada pemeriksaan terlihat letak plasenta berada tepat di tepi atau pinggir ostium interi internum, cairan amnion normal,kondisi janin normal sampai asfiksia
Normal sampai anemis ( N : TM II 10,5 g % ,  TM III 11 g % )
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan Usia Kehamilan 20 minggu – 37 minggu (preterm) I/T/H dengan plasenta previa parsialis
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke …, usia kehamilannya …bulan
ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya secara tiba-tiba tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan berulang-ulang. Darahnya berwarna merah terang, perut tidak mules dan volumenya semakin hari semakin bertambah banyak, HPHT :
    Do :
K/u :
Kesadaran       :
TTV                 :



Abdomen        :













Genitalia          :
USG                :


Hb                   :
Normal sampai lemah
GCS (4-5-6)
TD menurun (kurang dari 110-120/70-80 mmHg)
N meningkat (>100x/menit)
Rr meningkat (> 20 x /menit)
Suhu DBN
-       TFU sesuai dengan usia kehamilan
      20 minggu : 3 jari dibawah pusat
      24 minggu : setinggi pusat
      28 minggu : 3 jari di atas usat
      32 minggu : pertengahan pusat – px
      36 minggu : 3 jari di bawah px
-       Dijumpai kelainan letak janin (sungsang atau melintang) dalam rahim
-       Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP
-       Dapat dirasakan bantalan pada SBR terutama pada ibu yang kurus
-       Tidak ada kontraksi
-       DJJ+: dbn sampai asfiksia ( N: 100-180x/menit )
-       Terlihat perdarahan berwarna merah segar
Pada pemeriksaan terlihat letak plasenta menutupi 1/3 bagian ostium uteri internum, kondisi janin baik sampai asfiksia, cairan amnion normal
Normal sampai anemis ( N : TM II 10,5 g % ,  TM III 11 g % )
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan Usia Kehamilan 20 minggu – 37 minggu (preterm) I/T/H dengan plasenta previa totalis
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke …, usia kehamilannya …bulan
Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya secara tiba-tiba tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan berulang-ulang. Darahnya berwarna merah terang, perut tidak mules dan volumenya semakin hari semakin bertambah banyak, HPHT :
    Do :
K/u :
Kesadaran       :
TTV                 :



Abdomen        :













Genitalia          :
USG                :


Hb                   :
Normal sampai lemas
GCS (4-5-6)
TD menurun (<110-120/70-80 mmHg)
N meningkat (>100x/menit)
Rr meningkat (> 20 x /menit)
Suhu DBN
-       TFU sesuai dengan usia kehamilan
      20 minggu : 3 jari dibawah pusat
      24 minggu : setinggi pusat
      28 minggu : 3 jari di atas usat
      32 minggu : pertengahan pusat – px
      36 minggu : 3 jari di bawah px
-       Dijumpai kelainan letak janin (sungsang atau melintang) dalam rahim
-       Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP
-       Dapat dirasakan bantalan pada SBR terutama pada ibu yang kurus
-       Tidak ada kontraksi
-       DJJ+: dbn sampai asfiksia ( N: 100-180x/menit )
-       Terlihat perdarahan berwarna merah segar
Pada pemeriksaan terlihat letak plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum, kondisi janin dapat baik sampai asfiksia, cairan ketuban normal
Normal sampai anemis ( N : TM II 10,5 g % ,  TM III 11 g % )
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan Usia Kehamilan >37 minggu (aterm) I/T/H dengan plasenta previa marginalis
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke …, dengan usia kehamilan….bulan, ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya secara tiba-tiba tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan berulang-ulang. Darahnya berwarna merah terang, perut tidak mules dan volumenya semakin hari semakin bertambah banyak, HPHT :
    Do :
K/u                 :
Kesadaran       :
TTV                 :



Abdomen        :












Genitalia          :








USG                :



Hb                  :
Normal sampai lemah
GCS (4-5-6)
TD menurun (kurang dari 110-120/70-80 mmHg)
N meningkat (>100x/menit)
RR meningkat (> 20 x /menit)
Suhu DBN
-       TFU sesuai dengan usia kehamilan
      36 minggu : 3 jari di bawah px
      40 minggu : pertengahan px-pusat
-       Dijumpai kelainan letak janin (sungsang atau melintang) dalam rahim
-       Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP
-       Bagian terendah janin masih tinggi karena plasenta berada di SBR
-       Dapat dirasakan bantalan pada SBR terutama pada ibu yang kurus
-       Tidak ada kontraksi
-       DJJ+: dbn sampai asfiksia ( N: 100-180x/menit )
-       Terlihat perdarahan berwarna merah segar
PDMO à pada perabaan akan terasa lunak tepat di tepi atau pada pinggir ostium ateri internum pada pembukaan cervix 4 cm
Pada pemeriksaan terlihat letak plasenta berada tepat di tepi atau pinggir ostium interi internum, cairan amnion normal,kondisi janin normal sampai asfiksia
Normal sampai anemis ( N : TM III 11 g % )
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan Usia Kehamilan > 37 minggu (aterm) I/T/H dengan plasenta previa parsialis
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke …, usia kehamilannya …bulan
ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya secara tiba-tiba tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan berulang-ulang. Darahnya berwarna merah terang, perut tidak mules dan volumenya semakin hari semakin bertambah banyak, HPHT :
    Do :
K/u :
Kesadaran       :
TTV                 :



Abdomen        :










Genitalia          :


USG                :




Hb                   :
Normal sampai lemah
GCS (4-5-6)
TD menurun (kurang dari 110-120/70-80 mmHg)
N meningkat (>100x/menit)
Rr meningkat (> 20 x /menit)
Suhu DBN
-       TFU sesuai dengan usia kehamilan
      36 minggu : 3 jari di bawah px
       40 minggu : pertengahan px pusat
-       Dijumpai kelainan letak janin (sungsang atau melintang) dalam rahim
-       Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP
-       Dapat dirasakan bantalan pada SBR terutama pada ibu yang kurus
-       Tidak ada kontraksi
-       DJJ+: dbn sampai asfiksia ( N: 100-180x/menit )
-       Terlihat perdarahan berwarna merah segar
-       PDMO à pada perabaan akan terasa lunak tepat di tepi atau pada pinggir ostium ateri internum pada pembukaan cervix 4 cm
Pada pemeriksaan terlihat letak plasenta menutupi 1/3 bagian ostium uteri internum, kondisi janin baik sampai asfiksia, cairan amnion normal
Normal sampai anemis ( N : TM III 11 g % )
·         Dx :
Ibu G P (multiparitas) dengan Usia Kehamilan > 37 minggu (aterm) I/T/H dengan plasenta previa totalis
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ke …, usia kehamilannya …bulan
Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya secara tiba-tiba tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan berulang-ulang. Darahnya berwarna merah terang, perut tidak mules dan volumenya semakin hari semakin bertambah banyak, HPHT :
    Do :
K/u :
Kesadaran       :
TTV                 :



Abdomen        :










Genitalia          :


USG                :



Hb                   :


Normal sampai lemas
GCS (4-5-6)
TD menurun (<110-120/70-80 mmHg)
N meningkat (>100x/menit)
Rr meningkat (> 20 x /menit)
Suhu DBN
-       TFU sesuai dengan usia kehamilan
      36 minggu : 3 jari di bawah px
       40 minggu : pertengahan pusat px
-       Dijumpai kelainan letak janin (sungsang atau melintang) dalam rahim
-       Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP
-       Dapat dirasakan bantalan pada SBR terutama pada ibu yang kurus
-       Tidak ada kontraksi
-       DJJ+: dbn sampai asfiksia ( N: 100-180x/menit )
-       Terlihat perdarahan berwarna merah segar
-       PDMO à pada perabaan akan terasa lunak antara jari dan kepala janin terdapat plasenta pada pembukaan cervix 4 cm
Pada pemeriksaan terlihat letak plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum, kondisi janin dapat baik sampai asfiksia, cairan ketuban normal
Normal sampai anemis ( N : TM III 11 g % )



Diagnosa yang diambil ( tanggal 3 April 2008, jam 19.00)
·         Dx :
Ibu GIII P20002 hamil 36 minggu I/T/H dengan APB
    Ds  :
Ibu mengatakan hamil anak ketiga, dengan usia kehamilan 9 bulan, ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya secara tiba-tiba tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan berulang-ulang. Darahnya berwarna merah terang, perut tidak mules dan volumenya semakin hari semakin bertambah banyak, HPHT : 17 Agustus 2007
    Do :
K/u                 :
Kesadaran       :
TTV                 :



Abdomen        :





Genitalia          :
Hb                   :
Baik
Composmetis
TD : 110/80 mmHg
N   :  80x/menit
RR :  20 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
Terasa bantalan pada SBR
LI : TFU 3 jari dibawah px
LII : Puka
LIII : Kepala
LIV : belum masuk PAP
DJJ :  11-12-11 (136 x/menit)
Terlihat perdarahan berwarna merah segar
10 gr %



III. Antisipasi Masalah Potensial
  1. Perdarahan
  2. Anemia
  3. Syok
  4. Gawat janin
  5. Retensio plasenta, karena implantasi plasenta di daerah yang tidak dapat berkontraksi dengan baik
  6. Robekan pada serviks, karena serviks menjadi lebih rapuh
  7. HPP, karena kontraksi di SBR tidak baik
  8. Infeksi puerperalis, karena daerah bekas implantasi plasenta lebih dekat dengan vagina sehingga perjalanan bakteri dari luar akan lebih cepat

IV. Identifikasi masalah potensial
1.      Rehidrasi dan persiapan donor darah
2.      Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan USG

V.    Intervensi
  1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janinnya.
R/ ibu mengerti tentang keadaannya dan lebh kooperatif
  1. Berikan konseling pada ibu dan keluarga
R/ persiapan mental dan ibu serta keluarga dapat lebih kooperatif
  1. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas
R/ dengan mengurangi aktivitas diharapkan dapat mengurangi terjadinya perdarahan
  1. Atasi animea dengan memberikan tablet Fe
R/ memperbaiki keadaan umum ibu
  1. Anjurkan ibu untuk segera ke dokter bila terjadi perdarahan yang banyak
R/ deteksi dini adanya komplikasi 
  1. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya ke dokter untuk melakukan USG
R/ memantau keadaan janin dan mengetahui letak placenta

VI. IMPLEMENTASI
           _

VII.          EVALUASI
(tanggal :3 April 2008, jam : 19.30 )
S             :  Ibu mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan dan akan melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan, serta berjanji akan segera memeriksakan kehamilannya ke dokter
O            :  Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan oloeh bidan
Ibu dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh bidan
A            :  Ibu GIII P20002 dengan UK 36 mgg I / T /H dengan APB
P             :  Anjurkan ibu untuk meneruskan intervensi di rumah
Anjurkan ibu untuk segera periksa ke dokter

Catatan Perkembangan (tanggal: 4 april 2008 jam:09.00)
S          :
Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya tanpa sebab, tanpa nyeri dan berulang, darah berwarna merah terang, dan perut tidak mulas
O         :
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/ menit

RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,7ºC
DJJ   : 11-12-11 (136 x/ menit)
USG : placenta terletak menutupi seluruh ostium uteri internum, kondisi janin baik, cairan amnion normal
Hb : 10 gr %
A         :
Ibu GIII P20002 dengan UK 36 mgg I / T /H dengan placenta previa totalis
P          :
-        Lakukan penanganan konservatif
·         Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitasnya
·         Anjurkan ibu untuk segera kembali bila terjadi perdarahan yang banyak




            Catatan perkembangan (tanggal: 4 mei 2008, jam: 11.00)
S          :
Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluannya yang banyak tanpa rasa sakit, gerakan janin berkurang
O         :
k/u : cukup
TD : 90/60 mmHg

N : 60 x/ menit

RR : 14 x/ menit
Suhu : 36,7ºC
DJJ   : 100 x/ menit
Hb : 9 gr %
A         :
Ibu GIII P20002 dengan UK 37 mgg I / T /H dengan placenta previa totalis
P          :
Rehidrasi dan melakukan donor darah
Persiapan operasi SC ( a/p dokter )
·         pasang dauer kateter
·         lakukan scern
·         pasang pakaian operasi
·         persiapkan alat operasi
·         persiapkan tempat operasi
R/ pencegahan infeksi
·         persiapan untuk bayi
-        alat resusitasi pernafasan : alat penghisap lender
-        O2
-        Tempat tidur khusus
-        Tempat plasenta

           
 Catatan perkembangan
(tanggal : 4 Mei 2008, jam :16.00)
S          :
Ibu mengatakan telah siap untuk dioperasi
O         :
k/u : baik
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/ menit

RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,7 ºC
Hb : 11 gr %
A         :
Ibu GIII P20002 dengan UK 38 mgg I / T /H dengan placenta previa totalis
P          :
Melakukan operasi sc oleh dokter

Catatan perkembangan (tanggal : 4 Mei 2008, jam :17.30)
S          :
Ibu mengatakan pusing pada kepalanya
O         :
Luka operasi + (melintang, ± 15 cm, kering, tidak ada pest)
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

S :   36,7 ºC

Abd : TFU 1 jari ¯ pusat. UC baik, blast kosong

Genitalia : PPV +, ± 50 cc

Bayi lahir tanggal 4 Mei 2008, jam 16.30, jenis kelamin , PB/BB 46 cm / 3100 gr, AS 5-6, anus +, cacat +, caput sucekdonium -, cepat hematom -, plasenta lahir lengkap jam 16.45
A         :
Ibu P3003 post sc
P          :
Observasi TTV

Nadi, TD, tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua

Suhu tiap jam pada 2 jam post sc

Observasi perdarahan pervaginam, TFU, UC tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua

Dengarkan peristaltik usus (peristaltic usus -)

Observasi luka operasi

Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian antibiotika dan obat penunjang (alinaminF, roborantia,antibiotika)

Catatan perkembangan (tanggal 4 Mei 2008, jam 19.00)
S          :
Ibu mengatakan telah dioperasi sesar dan masih nyeri pada luka jahitan
Ibu mengatakan senang karena bayinya telah lahir dengan selamat
O         :
Ibu telah dioperasi oleh dr. SpOG pada tanggal 4 Mei 2008, jam 16.00
Luka operasi + (melintang, ± 15 cm, kering, tidak ada pest)
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,5

Abd : TFU 1 jari ¯ pusat. UC baik, blast kosong

Genitalia : PPV +, ± 20 cc
A         :
Ibu P3003 2 jam post sc
P          :
Observasi TTV

Observasi luka operasi

INSERSIO VELAMENTOSA

I. Pengertian
·         Insersio velamentosa merupakan kelainan insersi tali pusat yaitu insersi tali pusat jauh di luar plasenta, di daerah membrane (Manuaba. 1998 : 238)
·         Insersio velamentosa adalah tali pusat tidak berinsersi pada jaringan plasenta tapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umtalikus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta (Sarwono P. 2002 : 357)
·         Insersio velamentosa adalah kelainan insersi tali pusat yaitu tali pusat berinsersi dalam ketuban, dan pembuluh-pembuluh darah berjalan diantara lapisan amnion dan korion ke plasenta (Rustam M. 1998 : 249)
·         Insersio velamentosa adalah insersio tali pusat pada membrane di luar plasenta (Manuaba, 1993: 31)
II.    Komplikasi
Bahaya insersio velamentosa bila terjadi vasa previa, yaitu pembuluh darahnya melintasi kanalis servikalis sehingga ketuban pecah, embuluh darah yang berasal dari janin ikut serta pecah.
Gejala klinis vasa previa adalah ketuban pecah diikuti perdarahan merah (barukaya O2) selanjutnya distress janin. Kematian janin pada pecahnya vasa previa mencapai 60% sampai 70% terutama bila pembukaan masih kecil karena kesempatan section sesaria terbatas dengan waktu. Bila dijumpai atau dapat ditegakkan diagnosis vas previa saat melakukan pemeriksaan dalam, penderita dirujuk ke rumah sakit untuk pertolongan dengan primer section secarea. (Manuaba. 1998 : 238)
Vasa previo dalam persalinan dapat menyebabkan perdarahan antepartum. Bila perdarahanannya banyak maka kehamilan harus segera diakhiri. (Sarwono P. 2002. 357)
Vasa Previa  
Vasa previa pada insersio velamentosa adalah suatu keadaan dimana tali pusat berinsersio ke dalam selaput ketuban dan pembuluhd arah bercabang diantara amnion dan korion sebelum masuk pembuluh daah tanpa terlindungi oleh whartans jelly, pembuluh darah tersebut amat rapuh. Jika tertekan, janin akan mengalami asphyxia. Jika pecah, vetus akan menderita perdarahan. Pada kedua keadaan ini sering dijumpai kematian janin. (Hakimi. 1996 : 431)
  1. Gejala
·         Tidak ada kelainan sebelum pecah
·         Saat ketuban pecah pembuluh darah dapat pecah, terjadi gejala klinis
-        Ketuban pecah disertai perdarahan
-        Dikuti dengan tanda fetal distress
(Manuaba, 1993 : 31)
  1. Diagnosis
·         Frekuensi DJJ : kemungkinan vasa previa dapat dipertimbankan jika tiap kali terjadi perdarahan pervaginam (PPV) disertai oleh ketidakteratran DJJ
·         Pemeriksaan vaginal : adanya pembuluh darah dapat teraba oleh jari-jari tangan pemeriksa. Keadaan ini bias dikacaukan dengan keadaan tali pusat melintang astium internum serviks
·         Amnioskopi : dapat dilihat pembuluh darah yang melintang ostium internum serviks
·         Test kleihauer : prosedur ini memperlihatkan adanya sel-sel darah merah janin dan menegakkan kepastian bahwa perdarahan berasal dari sirkulasi fetal
(Hakimi. 1996 : 432)
  1. Penatalaksanaan
·         Dengan adanya perdarahan fetal diperlukan kelahiran segera secara pervag ataupun SC
·         Jika tidak ada perdarahan, mungkn diperlukan SC tapi bila ditunggu kelahiran pervag, selaput ketuban dapat dipecahkan di tempat yang jauh dari pembuluh darah dan bayi diekstraksi
·         Jika janin sudah meninggal, ditunggu kelahiran pervag
·         Pada post partum dilakukan pemeriksaan darah pada bayi, jika perlu lakukan tranfusi
·         (hakimi. 1996:439)
III. Embriologi
Ada beberapa teori yang mungkin dapat menjelaskan
  1. Yolk sac : menjadi lebih dekat, pada korion pada satu sisi yang jauh dari tempat plasenta yang sebenarnya, hal ini mengakibatkan implantasi yang abnormal dari pembuluh darah umbilicus pada membran
  2. Migrasi pada body stalk ke tempat lain di luar desidua basalis, teori ini lebih mendukung karena korion lebih banyak pembuluh darah
 
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU G…P… IN PARTU KALA II
DENGAN INSERTIO VELAMENTOSA

Tempat pengkajian :
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :


I.Pengkajian
   A Data subyektif
            1 Biodata
                 -
            2 Keluhan utama
·         Ibu mengatakan hamil ( aterm )
·         Ibu merasa kenceng-kenceng dan merasa ingin BAB
·         Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya
·         Ibu mengatakan telah keluar air ketuban yang diikuti dengan keluarnya darah

3 Riwayat Kesehatan Sekarang
·         Hamil anak ke….

4 Riwayat Kesehatan Dahulu
         -
5 Riwayat Kesehatan Keluarga
         -
6 Riwayat Menstruasi
         HPHT: …..

7 Riwayat Pernikahan
         -

8 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
  
Kehamilan
Persalinan
Bayi
Nifas
Hamil
ke
UK
Komp
jenis
Peno
long
Tem
pat
komp
sex
PB/
BB
T/
G
H/
M
Umur
Lakt
KB
komp






























                

           
9. Riwayat kehamilan sekarang

Trimester
ANC
Keluhan
Terapy
KIE
Keterangan
TM I
1x
-
Iod, Fe dan Vit C (30 tablet), kalk
Makan makanan bergizi dan cukup cairan
-
TM II
1x
-
Fe dan Vit C (30 tablet), kalk
Makan makanan bergizi dan cukup cairan
-
TM III
2x
Sering kencing
Fe dan Vit C (30 tablet), kalk
Kebersihan genetalia
Sering mengganti CD
Tanda-tanda persalinan
-

                  10. Pola kegiatan sehari-hari
                                    _

                  11 Riwayat Psikososial
                                    _


B. DATA OBYEKTIF
      1.   Pemeriksaan Umum

-        Keadaan umum  : baik
-        Kesadaran          : GCS (4-5-6)
-        TD                      : dbn (N=110-120/70-80 mmHg)
-        Nadi                   : dbn (N-60-100 x/menit)
-        Pernapasan         : dbn (N=16-20 x /menit)
-        Suhu                   : DBN  36,2 o C – 38 o C (Ladeweg : 2006)
                                                            36 o C – 37,2 o C (Varney : 1997)
                                             36 o C – 37,5 o C (Depkes)

2.      Pemeriksaan fisik
Muka               :     DBN (tidak pucat )
Mata                :     DBN ( konjungtiva merah muda )
            Abdomen        :     Gerakan janin normal sampai berkurang (N : 8-10x/hari)
LI : sesuai usia kehamilan
       N :36 minggu : 3 jr di bawah px
           40 minggu : pertengahan pusat – px
LII: ( teraba tahanan keras dan memanjang di sebelah
          kiri/kanan ) puki/puka
LIII : (teraba bagian keras, bundar, dan melenting / besar,
            lunak, kurang melenting) kepala/bokong
LIV : (bagian terendah janin mudah digerakkan / susah
            digerakkan) belum / sudah masuk PAP
DJJ : bervariasi dari normal sampai gawat janin dan selanjutnya tidak terdengar / tiap kali terjadi perdarahan akan disertai oleh ketidak teraturan DJJ ( 100-180x/menit )
HIS  :     DBN (HIS normal yang adekuat 3-4x /10’ selama >40’’
Genitalia          :     terlihat perdarahan berwarna merah setelah ketuban pecah
                              VT : v/v membuka, portio tidak teraba, eff 100%, Ø lengkap,kepala, H IV, UUK jam 12, tidak teraba bagian kecil janin, teraba pembuluh darah arteri yang berdenyut

  1. Pemeriksaan penunjang
Tes kleihauer : prosedur ini memperlihatkan adanya sel-sel darah merah janin, dan menegakkan kepastian bahwa perdarahan berasal dari sirkulasi fetal.


II.  Interpretasi Data Dasar
      Dx  :  Ibu G…. P…. dengan UK > 36 mgg (aterm) I / T /H inpartu kala II dengan vasa previa
      Ds  :  Ibu hamil anak ke…..dengan usia kehamilan……..bulan, HPHT :……..
Ibu merasa kenceng-kenceng sejak ….. dan merasa ingin BAB
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya
Ibu mengatakan telah keluar air ketuban yang diikuti dengan keluarnya darah
Do  :
-        Keadaan umum  : baik
-        Kesadaran          : GCS (4-5-6)
-        TD                      : dbn (N=110-120/70-80 mmHg)
-        Nadi                   : dbn (N-60-100 x/menit)
-        Pernapasan         : dbn (N=16-20 x /menit)
-        Suhu                   : DBN  36,2 o C – 38 o C (Ladeweg : 2006)
                                                            36 o C – 37,2 o C (Varney : 1997)
                                             36 o C – 37,5 o C (Depkes)
Abdomen                    :     Gerakan janin normal sampai berkurang (N : 8-10x/menit)
LI : sesuai usia kehamilan
       N :36 minggu : 3 jr di bawah px
           40 minggu : pertengahan pusat – px
LII: puka/puki
LIII : kepala, bokong
LIV : belum / sudah masuk PAP
DJJ : bervariasi dari normal sampai gawat janin dan selanjutnya tidak terdengar / tiap kali terjadi perdarahan akan disertai oleh ketidak teraturan DJJ ( 100-180x/menit )
HIS  :     DBN (HIS normal yang adekuat 3-4x /10’ selama >40’’
Genitalia          :     terlihat perdarahan berwarna merah setelah ketuban pecah
                              VT : v/v membuka, portio tidak teraba, eff 100%, Ø lengkap,kepala, H IV, UUK jam 12, tidak teraba bagian kecil janin, teraba pembuluh darah arteri yang berdenyut
Tes kleihauer : prosedur ini memperlihatkan adanya sel-sel darah merah janin, dan menegakkan kepastian bahwa perdarahan berasal dari sirkulasi fetal.


Diagnosa yang diambil ( 8 April 2008, jam 18.00 WIB )
Dx  :  Ibu G II P10001 dengan UK 37 mgg I / T /H inpartu kala II dengan vasa previa
      Ds  :  Ibu mengatakan hamil anak ketiga dengan usia kehamilan 9 bulan, merasa kenceng-kenceng sejak jam 14.00 WIB, merasa seperti  ingin BAB, keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya, telah keluar air ketuban yang diikuti dengan keluarnya darah, HPHT 19 Juli 2007
Do  :
-        Keadaan umum  : baik
-        Kesadaran          : Composmetis
-        TD                      : 120/80 mmHg
-        Nadi                   : 80 x/menit
-        Pernapasan         : 18 x/menit
Suhu                         : 36,5 °C
Abdomen                    :     Gerakan janin berkurang
LI : setengah px - pst, kepala
LII: puka
LIII : kepala, sudah masuk PAP
LIV : sudah masuk PAP ( 1/5 )
DJJ : 100 x/menit
HIS  :     4x /10’ selama 42”
Genitalia          :     terlihat perdarahan berwarna merah setelah ketuban pecah
                              VT : v/v membuka, portio tidak teraba, eff 100%, Ø lengkap,kepala, H IV, UUK jam 12, tidak teraba bagian kecil janin, teraba pembuluh darah arteri yang berdenyut

III.   Antisipasi masalah potensial
·         Distress janin
·         Kematian Janin

IV.  Identifikasi kebutuhan segera
·         Terminasi kehamilan

V.    Intervensi
1        Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janinnya.
R/ dengan mengetahui keadaannya dan janinnya ibu dapat lebih kooperatif
2        Siapkan alat dan bahan pertolongan persalinan, serta alat bantu resusitasi bagi bayi
R/ persalinan dapat berjalan lancar
3        Beri pendampingan pada ibu
R/ persalinan dapat lebih lancar karena adanya dukungan psikologis
4        observasi DJJ saat tidak ada HIS
R/ deteksi dini adanya komplikasi pada janin
5.   Pimpin ibu meneran ketika ada HIS
                  R/ mempercepat proses persalinan
6.      Beri asupan nutrisi dan cairan peroral saat tidak ada HIS
R/ sebagai tenaga dalam proses persalinan

VI.  Implementasi
                  _

VI. Evaluasi ( tanggal 8 April 2008, jam 18.30 )
      S  :  Ibu merasa cemas karena bayinya belum menangis
      O  :  Bayi lahir tanggal 8 April 2008 jam 18.30, jenis kelamin , 50 cm/3200gram, AS 5-6, anus +, cacat -, caput sucekdonium +
      A  :  Ibu P2002 kala III
      P   :  Resusitasi BBL
               Berikan injeksi Vit. K secara  IM
               Manajemen Aktif Kala III
·         Palpasi adanya janin kedua ( tidak ada janin kedua TFU setinggi pusat )
·         Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin
·         Lakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara IM vastus lateralis
·         Lakukan PTT ketika ada HIS sampai 15 menit  ( tali pusat tidak bertambah panjang, tidak ada semburan darah, kontraksi uterus buruk)
·         Pemberian oksitosin ulang 10 IU secara IM
·         Lakukan PTT kedua selama 15 menit (tali pusat tidak bertambah panjang, ada sedikit semburan darah, kontraksi uterus buruk)


Catatan perkembangan ( tanggal 8 April 2008 jam 19.00)
S : ibu merasa lega bayinya sudah menangis, tapi ibu cemas karena ari-arinya belum keluar
O : Placenta tidak lepas setelah 30 menit
A :  Ibu P20002 Kala III dengan retensio placenta
P :   Placenta manual
·   Tangan kiri melebarkan genitalia eksterna, tangan kanan dimasukkan sampai mencapai tepi placenta dengan menelusuri tali pusat.
·   Tepi placenta dilepaskan dengan bagian ulnar tangan kanan, tangan kiri menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas.
·   Setelah seluruh placenta lepas, tangan dikeluarkan bersama dengan placenta
·   Lakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta atau membrannya (tidak ada sisa placenta dan membrane)


Catatan perkembangan ( tanggal 8 April 2008 jam 19.20)
S   :  ibu merasa lega karena ari-arinya telah keluar
O : Placenta lahir dengan placenta manual, lengkap dengan insersio velamentosa, jam 19.18
A :  Ibu P20002 Kala IV
P :   Observasi TD, nadi, TFU, UC, Kandung kemih, dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua
         Observasi suhu tiap jam pada 2 jam post partum
Jam
TD
(mmHg)
Nadi
(x/menit)
Suhu
(°C)
TFU
UC
Kandung
kemih
Perdara
han
19.30
110/70
84
36,5
1 jr  ↓ pst
Baik
Kosong
50 cc
19.45
110/70
80

1 jr  ↓ pst
Baik
Kosong
-
20.00
110/70
80

1 jr  ↓ pst
Baik
Kosong
30cc
20.15
110/70
84

1 jr  ↓ pst
Baik
Kosong
-
20.45
120/80
80
36,8
2 jr  ↓ pst
Baik
Kosong
10 cc
21.15
120/80
80

2 jr  ↓ pst
Baik
kosong
-



Catatan Perkembangan ( tanggal 8 April 2008, jam 21.15 )

S   :  ibu mengatakan perutnya mulas
O : TD : 120/80 mmHg
      N   :  80 x/ menit
      S    :  36,8 °C
      Abdomen : TFU : 2 jr  ↓ pst
                         Kontraksi uterus baik
                         Kandung kemih kosong
      Genitalia : perdarahan pervag + ( 10cc )
A :  Ibu P20002 2 jam post partum
P :   Anjurkan untuk segera menyusui bayinya
Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
Berikan penyuluhan tentang ASI eksklusif, perawatan tali pusat, personal hygiene, imunisasi, gizi bagi ibu nifas.

RUPTURE SINUS MARGINALIS

I. Pengertian
-        Sinus marginalis adalah suatu ruang yang luas  terdapat ada pinggir plasenta untuk menampung darah yang bersal dari ruang interviler (Sarwono P. 2005:67)
-        Sinus marginalis adalah penampungan sementara daah retro plasenta yang akan kembali menuju sirkulasi umum ibu
(Manuaba, 2001 : 437)
-        Sinus marginalis merupakan salah satu saluran tempat darah dari ruang intervillous mengalir kembali ke sirkulasi maternal sinus marginalis ini menjadi bingkai sirkum ferentia plasenta
(Hakimi, 1996: 432)
-        Sinus marginalis merupakan tempat pengaliran darah yang sudah terpakai dari siklus maternal plasenta berkumpul pada sinus marginalis pada tepi plasenta kemudian baru masuk vena uterine
(dr. Hariadi,    :15)
II.    Gejala Klinis
Pada keadaan normal bagian sinus marginalis akan robek dalam kala plasenta  terlepas pada dinding rahim. Ada kalanya sinus marginalis mengalami rupture pada trimester ketiga kehamilan,
Gambaran klinisnya berupa :
  1. perdarahan ringan tanpa nyeri yang disertai regiditas (penegangan) uterus
  2. perubahan frekuensi DJJ
III. Etiologi
Belum dapat diketahui dengan jelas
(Hakimi, 1996 : 432)
Pada fase SBR sinus ini dapat pecah karena :
-        Hypertensi
-        Solusio plasenta
-        Plasenta previa
-        Trauma
(dr. Hartadi,    : 15)
IV. Penatalaksanaan
Jika terjadi pada trimester III dan perdarahan berhenti tidak timbul lagi selama beberapa hari dan jika tidak terdapat plasenta previa. Maka dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk menyingkirkan lesi pada tempat tersebut. Jika semua pemeriksaan ini memberikan hasil yang negative dipertimbangkan pemulangan pasien dari RS.

PLASENTA SIRKUMVALATA

I. Pengertian
Ø  Plasenta sirkumvalata adalah lempeng korionik yang terletak di sisi janin dari plasenta, adalah lebih kecil daripada lempeng basal yang terletak di sisi maternal dan pada permukaan fetal plasenta tersebut ditemukan sebuah cekungan sentral yang dikelilingi oleh cincin yang menebal serta berwarna putih kelabu dan terletak dengan jarak yang bervariasi dari bagian tepi.
(Obstetri Williams. 1995. 628)
Ø  Plasenta sirkumvalata yaitu pada pinggir plasenta dijumpai cincin yang putih akibat desidua vera masuk diantara selaput ketuban.
(Sinopsis Obstetri. 1998. 247)
Ø  Plasenta sirkumvalata yaitu plasenta yang dibagian fetalnya terdapat cincin putih. Bila cincin fibrin putih terdapat pada bagian tepi, plasenta sirkumvalata ini disebut plasenta marginalis. Kejadian plasenta sirkumvalata ini sekitar 25 sampai 10% dan meningkatkan keguguran, solusio plasenta, dan kelahiran plasenta telanjang karena seluruh membrane tertinggal. Plasenta telanjang sering terjadi pada plasenta marginalis.
(Manuaba. 1998, 237)
II.    Etiologi
Diduga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam desiava di luar permukaan frondosum. Insidensinya lebih kurang 2-18%.
III. Komplikasi
Beberapa ahli mengatakan bahwa plasenta sirkumvalata ini serng menyebabkan abortus dan solusio plasenta.
Pada plasenta marginata mungkin terjadi adeksi dari selaput sehingga plasenta lahir telanjang. Tertinggalnya selaput ini dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi.
IV. Gejala  Klinis
Diagnosis plasenta sirkumvalata dapat ditegakkan etelah plasenta lahir, tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermiten atau hidrorea
V.    Penanganan
Penanganan pada umumnya sama dengan penanganan perdarahan antepartum lainnya dengan :
  • Pemasangan infus
  • Tanpa melakukan UT
  • Merujuk atau kolaborasi dengan dokter
  • Persiapan donor (memeriksa golongan darah, menyiapkan transfusi darah)
  • Persiapan operasi SC

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA SIRKUMVALATA

I. Pengkajian
A.    Biodata
1.      Biodata
Umur               :
Terjadi pada ibu hamil umur muda < 25 tahun dan umur 35 tahun (Mochtar Rustam. 1998: 272)
Pekerjaan         :
Pekerjaan dengan penghasilan rendah sehingga sulit memenuhi kebutuhan nutrisi
2.      Keluhan utama
-        Ibu mengatakan saat ini hamil 28 minggu
-        Ibu mengeluh mengalami perdarahan pervaginam tanpa sebab, tanpa nyeri dan berulang. Perdarahan timbul secara tiba-tiba tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur pagi hari tanpa disadari tempat tidur ada darahnya. Perdarahan cenderung berulang dengan volume lebih banyak dari sebelumnya.
3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat ini ibu mengalami perdarahan yang keluar dari kemaluannya darah merah segar
4.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pernah menderita hipertensi
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ada riwayat APB
6.      Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Terjadi pada usia muda < 25 tahun dan umur 35 tahun. Ibu dengan riwayat APB
7.      Pola kegiatan sehari-hari
a.       Nutrisi : terjadi perubahan pola makan/nutrisi (malnutrisi)
b.      Aktifitas : terjadi pada ibu dengan aktifitas banyak dan berat
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
-        Keadaan umum  : dijumpai keadaan bervariasi dari normal sampai dengan syok
-        Kesadaran          : dijumpai keadaan bervariasi dari baik composmentis-koma
-        TTV : biasanya normal, pasien tampak sehat (apabila perdarahan tidak banyak) normal : 120/80 mmHg N:60-100 x/menit, Rr : 16-20 x/menit
2.      Pemeriksaan Fisik
-        Muka      : tampak pucat
-        Abdomen           :
-        Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP, sukar didorong ke PAP
-        Biasanya tidak ada kontraksi uterus, DJJ normal teratur, jelas (N: 100 – 160 x/menit)
-        Genitalia             :  
Terlihat perdarahan pervaginam berwarna merah segar 
3.      Pemeriksaan penunjang
Lab :
-        Hb. Hematokrit

-        Trombosit

-        Waktu pembekuan darah

-        Waktu protrombin

-        Waktu tromboplastin parsial

-        Elektrolit plasma
-        Pemeriksaan USG
Terdapat gambaran cincin pada permukaan fetal serta terdapat perlekatan pada funikulus umbikalis. Cincin tersusun dari lipatan rangkap amnion dan korion dengan desidua yang berdegenerasi dan fibrin di atasnya.
II.    Interpretasi Data Dasar
·         Dx :
Ibu hamil dengan usia kehamilan 28 minggu I/T/H dengan plasenta sirkumvalata
    Ds  :
Ibu mengatakan saat ini hamil 28 minggu
Ibu mengeluh mengalami perdarahan pervaginam tanpa sebab tanpa nyeri dan berulang. Perdarahan timbul secara tiba-tiba tanpa sebab.
    Do :
Muka               :
Tampak pucat

Abdomen        :




Genitalia          :
-       Apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang/teraba/mengolak di atas PAP, sukar didorong ke PAP
-       Biasanya tidak ada kontraksi uterus, DJJ normal teratur, jelas (N: 100 – 160 x/menit)
Terlihat perdarahan pervaginam berwarna merah segar
III. Antisipasi Masalah Potensial
  1. Potensial terjadinya syok hipovolemik
  2. Potensial terjadi anemic
  3. potensial rupture pembuluh darah janin, terjadi perdarahan janin
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
  1. Pasang infus RL
  2. Kolaborasi dengan dokter
  3. Persiapan untuk operasi
V.    Intervensi
  1. pasang infus dan berikan cairan RL 20 x/ menit
R/ memperbaiki kondisi umum ibu menjadi lebih baik dan rehidrasi
  1. Observasi TTV dan perdarahan
R/ deteksi dini penurunan Hb dalam darah
  1. Informed consent kepada ibu dan keluarga
R/ persetujuan dan pertanggungjawaban kepada keluarga
  1. Kolaborasi dengan dokter dan tim medis untuk pemeriksaan USG dan tindakan lebih lanjut selama operasi serta pemberian terapi
R/ membantu menegakkan diagnosa
  1. Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan Hb, hematokrit, trombosit, waktu pembekuan darah, waktu protrombin, waktu tromboplastinparsial, elektrolit plasma
  2. Kolaborasi dengan PMI untuk mempersiapkan darah dan tranfusi darah
R/ persiapan bila terjadi kegawatdaruratan

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Cunningham, F. Garry. 1995. Obstetri Williams. Jakarta. : EGC
Kelompok Belajar Mahasiswa FK Surabaya. Obstetri Phantom
Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aqusculapius
Manuaba, Ida Bagus Ede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Hakimi. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan Jakarta : Yayasan Essentia Medisa



 





PENATALAKSANAAN SOLUTIO PLASENTA

Solutio Plasenta
Gradasi
 


0 komentar:

Posting Komentar

Beri komentar bijak Anda kepada kami...!!!

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.