Senin, 16 April 2012

Adnexitis


ADNEXITIS

I.  PENGERTIAN
Adnexitis adalah infeksi pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan yang berada disekitar rahim termasuk tuba fallopi dan ovarium.  (www.tiki-index.php.htm..com.2007)
Adnexitis adalah radang pada tuba fallopi dan ovarium yang biasanya terjadi bersamaan.  (Sarwono, 1999:287).
Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan yang berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan ovarium. (www.kesehatan<<catatan si Kuke.htm.2008)
Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim.  (www.ikunorgtiki.com)

ADNEXITIS AKUT
II.  ETIOLOGI
§  Infeksi oleh Neisseria gonorhoe dan Chlamydia trachomatis.
§  Melakukan aktifitas seks tanpa kondom.
§  Radang atau infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, bisa juga datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah.
§  Infeksi setelah aborsi atau infeksi masa nifas.
§  Akibat tindakan kerokan (kurretage) laparatomi, pemasangan IUD
§  Perluasan radang dari alat atau organ yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
§  Melahirkan dengan alat yang tidak steril
§  Ganti-ganti pasangan seks
§  Sebelumnya sudah pernah terkena pelvic inflamatory disease
III.  TANDA GEJALA
Adnexitis kadang memunculkan gejala kadang pula tidak. 
Gejala umumnya adalah :
1.      Demam terjadi secara tiba-tiba dan parah terutama akibat Gonnorhoe
2.      Sakit pada perut bagian bawah atau kram yang tidak berhubungan dengan haid  (bukan premenstuasi syndrom)
3.      Nyeri tekan kanan dan kiri di perut bagian bawah
4.      Nyeri saat berhubungan seksual
5.      Nyeri BAK
6.      Keluarnya cairan berbau dan berwarna kekuningan dari vagina
7.      Menstruasi tidak teratur yaitu perdarahan bercak atau spoting sampai perdarahan irreguler
8.      Nyeri punggung
9.      Dismenore
10.  Mennoraghie
11.  Mual muntah

ADNEXITIS KRONIK
II.                ETIOLOGI :
a)      Terjadi sebagai lanjutan dari adnexitis akut
b)      Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa

III.             GEJALA :
a)      Anamnesis telah menderita adnexitis akut
b)      Nyeri di perut bagian bawah, nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid, kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu buang air besar
c)      Disminorea
d)     Mennoragia
e)      Infertilitas
IV.  MENEGAKKAN DIAGNOSA
Ada beberapa kriteria untuk menegakkan diagnosis adnexitis akut :
1. Kriteria minimal
l   Ditemukannya pergerakkan halus adneksa dan rahim
l   Pergerakan halus pada leher rahim
VT : nyeri saaat portio digoyang , nyeri kiri dan kanan uterus, kadang ada penebalan dari tuba (tuba yang sehat tidak teraba).
2. Kriteria tambahan
l Keluarnya cairan tidak normal dari vagina, umumnya berbau, berwarna kuning atau kehijauan
l   Panas tubuh menjadi 38 ˚C
l   Pasien pernah mengalami Gonorrhea atau Chlamydia
3.  Kriteria spesifik
Perlu diwaspadai bahwa adnexitis dapat terjadi secara tiba - tiba dan menyebabkan permasalahan yang serius tanpa terlebih dahulu memunculkan gejala - gejala oleh karena itu dianjurkan wanita untuk memeriksakan ke dokter dan menganjurkan pemeriksaan laparoscopy. Dalam current obgyn 9th edisi 2003, 65 - 90 % wanita ter prediksi secara akurat terkena adnexitis berkat laparroscopy.
Laparoscopy adalah tindakan pembedahan perut dengan menggunakan teleskop/ teropong tanpa melakukan penyayatan lebar pada dinding perut. Teknik pembedahan dilakukan dengan membuat sayatan sekitar lebih kurang 1cm untuk memasukkan alat teleskop dan selanjutnya pemeriksaan atau alat operasi organ dalam perut dilakukan menggunakan alat tersebut dengan melihat dari monitor TV yang ada. Dokter juga perlu melakukan pemeriksaan untuk membedakan adnexitis dengan mencari tahu ada tidaknya mikroorganisme penyebab adnexitis. Hal ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium yaitu periksaan cairan vagina, kemudian dilakukan pengecatan gram atau gram - stain/ smear (cecil's 5th ed.).

Penggunaan pelvic ultra sound juga sangat membantu untuk mendiagnosis penyakit ini. Ultrasound berguna untuk melihat pelvic, apakah tuba fallopi melebar ataukah muncul nanah.
Adapun menegakkan diagnosa adnexitis kronik :
Dengan thoucer dapat teraba adnex tumor.
Adnex ini dapat berupa pyosalphinx atau hidrosalphinx. LED meninggi dan biasanya ada leko dan limphocytosis.  Salah satu bntuk yang khas ialah yang disebut salphingitis isthmica nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma.
Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis tuberculosa.

V.  DIAGNOSA BANDING
n                  Appendicitis  : tempat nyeri tekan lebih tinggi. ( Mc. Burney ). Pada appendicitis rangkaian gejala awalnya yang klasik yaitu nyeri periumbilikalis, diikuti dengan anoreksia, nausea atau vomitus atau keduanya, dan pergeseran rasa nyeri ke kuadran kanan bawah. 
n                  Kehamilan ektopik    : biasanya tidak ada demam, LED tidak meninggi dan lekositose tidak seberapa, kalau tes kehamilan positif maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negative keduanya mungkin.
n                  Divertikulitis  : dapat sulit dibedakan dari adnexitis sisi kiri.  Serangan khas divertikulitis ditandai dengan nyeri pada kuadran kiri bawah, menggigil, demam dan tanda-tanda peritonium.  Masa yang nyeri dapt terpalpasi di atas sigmoid.  Pasien dapat memberikan riwayat serangan divertikulitis.


VI . PENGOBATAN
Pengobatan penyakit ini disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya akibat chlamydia, maka pengobatannya pun ditujukan untuk membasmi chlamydia. Secara umum, pengobatan adnexitis ini umumnya berupa terapi antibiotik. Jika dengan terapi ini tidak terjadi kemajuan, maka penderita perlu dibawa ke rumah sakit untuk diberikan terapi lainnya. Rawat inap menjadi sangat diperlukan apabila:
a) keluar nanah dari tuba fallopi
b) kesakitan yang amat sangat (seperti: mual, muntah, dan demam tinggi)
c) penurunan daya tahan tubuh
d) kehamilan
Siapapun yang terdiagnosis terkena adnexitis dalam 2 bulan pertama, perlu melakukan pengobatan untuk menghentikan infeksi. Bagi wanita yang merasa takut setelah positif terdiagnosis adnexitis, dianjurkan untuk menjalani psikoterapi, agar selama masa penyembuhan, mereka tidak takut lagi akan adanya kekambuhan. Selain itu, pasien juga harus disiplin dan rajin mengunjungi dokter, terutama dokter spesialis seperti dokter spesialis kandungan.

VII . PENCEGAHAN
Pencegahan tidak hanya dari pihak wanita saja, pihak laki - laki juga perlu membantu agar pasangan tidak tertular.
Penangan ini antara lain dapat dilakukan dengan :
1.               Setia pada pasangan, penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui hubungan seks bebas.
2.               Segera hubungi dokter apabila gejala - gejala penyakit ini muncul
3.               Rutin memriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli kandungan
4.               Penggunaan kondom saat berhubungan seksual
5.               Menjaga kebersihan organ genital.



ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU P….. DENGAN ADNEXITIS AKUT

I.  PENGKAJIAN
A.  Data Subjektif
1.  Biodata
Umur                  : terjadi pada usia reproduktif
Pekerjaan            : sering terjadi pada PSK
2.  Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan keluhan :
-          Demam
-          Sakit pada perut bagian bawah atau kram yang tidak berhubungan dengan haid 
-          Nyeri tekan kanan dan kiri di perut bagian bawah
-          Nyeri saat berhubungan seksual
-          Nyeri BAK
-          Keluarnya cairan berbau dan berwarna kekuningan dari vagina
-          Menstruasi tidak teratur yaitu perdarahan bercak
-          Nyeri punggung
-          Nyeri saat menstruasi
-          Mual muntah

3.  Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sedang menderita penyakit kelamin (Gonnorhoe) dan keputihan.
4.  Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan pernah menderita penyakit kelamin (Gonnorhoe), pernah kuret, pernah infeksi karena AKDR.
6.         Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan suami menderita penyakit kelamin (Gonnorhoe)
7.         Riwayat Menstruasi
Haid tidak teratur, menstruasi dapat meningkat dalam jumlah dan lama, perdarahan bercak, disminorhea, dan keputihan.
8.         Riwayat Pernikahan
Sering ganti-ganti pasangan
9.         Riwayat Ostetri
Pernah keguguran
10.     Riwayat KB
Ibu sedang atau pernah menggunakan IUD
11.            Pola Kegiatan Sehari-hari
Ø     Nutrisi                                                 : kurang
Ø     Eliminasi                                 : nyeri saat BAK
Ø     Personal Hygiene        : vulva hygiene yang salah
Ø     Aktifitas seksual                     : nyeri saat berhubungan seksual

B.  Data Objektif
1.  Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum           :  baik-cukup
Kesadaran                     :  composmentis
TTV                              :  TD    : dbn (100/60 – 140/80 mmHg)
                                                  S          : 36,5- >38 OC
                                                  N         : dbn-meningkat (80-100 x/mnt)
                                                  RR       : dbn (16-20 x/mnt)
2.  Pemeriksaan fisik
Wajah                : dbn-anemia
Mata                 : sclera putih, konjungtiva normal-anemis
Leher                : dbn
Perut                 : nyeri tekan bagian kanan dan kiri perut bagian bawah
Genetalia     : ada cairan fluor albus yang berbau dan berwarna kehijauan atau kuning
VT : nyeri saaat portio digoyang , nyeri kiri dan kanan uterus, kadang ada penebalan dari tuba (tuba yang sehat tidak teraba).
3.  Pemeriksaan Penunjang
v  Pemeriksaan darah lengkap : Hb, Leukosit, LED
v  Pewarnaan Gram Endoservik dan Biakan
v  Kecepatan sedimentasi eritrosit
v  Kuldosintesis
v  Tes kahamilan dengan beta HCG
v  Foto abdomen
v  Urinalisis
v  Laparoskopi


II  DIAGNOSIS
Ds : Ibu mengatakan Demam, Sakit pada perut bagian bawah atau kram yang tidak berhubungan dengan haid, Nyeri tekan kanan dan kiri di perut bagian bawah, Nyeri saat berhubungan seksual, Nyeri BAK, Keluarnya cairan berbau dan berwarna kekuningan dari vagina, Menstruasi tidak teratur yaitu perdarahan bercak, Nyeri punggung, Nyeri saat menstruasi, Mual muntah.
Do :
Keadaan Umum       : baik-cukup
Kesadaran                : composmentis
            TTV                             :  TD    : dbn (100/60 – 140/80 mmHg)
                                      S          : 36,5- >38 OC
                                      N         : dbn-meningkat (80-100 x/mnt)
                                      RR       : dbn (16-20 x/mnt)
Wajah                       : dbn-anemia
Mata             : sclera putih, konjungtiva normal-anemis
Leher                        : dbn
Perut             : nyeri tekan bagian kanan dan kiri perut bagian bawah
Genetalia     : ada cairan fluor albus yang berbau dan berwarna kehijauan atau kuning
        VT : nyeri saaat portio digoyang , nyeri kiri dan kanan uterus, kadang ada penebalan dari tuba (tuba yang sehat tidak teraba).
·   Pemeriksaan darah lengkap : Hb : normal-anemis, hematokrit : normal, Leukosit meningkat, LED meningkat
·   Pewarnaan Gram Endoservik dan Biakan : positif bila terdapat biakan bakteri Neisseria gonorrhoeae
·   Kecepatan sedimentasi eritrosit : sering meningkat
·   Kuldosintesis : positif bila cairan yang diaspirasi non hemoragik
·   Tes kahamilan dengan beta HCG : negatif
·   Foto abdomen : dapat mrmbantu bila dicurigai ada benda asing, cairan intra peritonium atau organisme penghasil gas.
·   Urinalisis : normal
·   Laparoskopi : dapat membantu bila diagnosis tidak pasti
Dx            : Ibu P…… dengan Adnexitis Akut

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
·   Peritonitis, pyosalphing, abses tubo ovarium, tromboplebitis septik, limfangitis, selulitis, perihepatitis, abses pada ligamentum latum.
·   Infertil.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
       -
V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu tentang keadaannya
R/ ibu mengerti keadaannya dan lebih kooperatif
2. Berikan ibu inform concernt
R/ persetujuan untuk tindakan medis
3. Berikan asupan nutrisi TKTP
R/ memperbaiki KU ibu sehingga mempercepat proses penyembuhan
4. Ajari ibu cara vulva Hygiene yang benar dang anti CD min 2x / hari
R/ menjaga kebersihan genetalia dan mencegah infeksi lebih lanjut
5. Berikan konseling kepada pasangan tentang keadaan yang dialami ibu yaitu menyangkut aktifitas seksual.
R/ dengan informasi yang benar, pengetahuan pasangan bertambah sehingga timbul pengertian dan tercipta hubungan yang baik antar ibu dan suami.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesic, antipiretik, dan aantibiotik (metronidazole dan dosicyclin)
R/ tugas dependent bidan
7. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan laparoskopi eksploratif atau histerektomi
R/ evaluasi jaringan yang terinfeksi

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dari intervensi.

VII. EVALUASI
Jam/Tanggal :…….
S :
O            :
A            : Ibu P…… dengan Adnexitis Akut
P :






DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.
Prawiro Hardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP
Prawiro Hardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP
Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.
http://www.tiki-index.php.htm..com.2007
http://www.kesehatan<<catatan si Kuke.htm.2008

0 komentar:

Posting Komentar

Beri komentar bijak Anda kepada kami...!!!

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.