Jumat, 16 November 2012

PRETERM BIRTH


PRETERM BIRTH

BATASAN
Persalinan preterm (PTB) adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan  antara 20 (0/7) minggu dan  usia kehamilan 36 (6/7) minggu.
a)      Very early PTB adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 20 (0/7) minggu dan 23 (6/7) minggu.
b)      Early PTB adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 24 (0/7) minggu dan 31 (6/7) minggu.
c)      Late PTB adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 32 (0/7) minggu dan 36 (6/7) minggu.

PATOFISIOLOGI
Terdapat beberapa faktor patofisiologi yang mungkin dapat merangsang / menjadi penyebab terjadinya persalinan preterm, yaitu:
a)      Stress maternal / pelepasan “corticotropin releasing hormone (CRH)”.
b)      Overdistensi uterus (kehamilan kembar, polihidramnion), tidak adanya ‘prostaglandin dehydrogenase’.
c)      Perdarahan.
d)     Infeksi.

Infeksi nampaknya menjadi penyebab paling penting pada awal kehamilan, sedangkan overdistensi uterus dan stress maternal menjadi penyebab yang penting pada usia kehamilan lebih tua.

FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM
Meskipun patofisiologi persalinan preterm belum jelas diketahui, akan tetapi terdapat faktor risiko yang diketahui berperan dan penapisan yang cermat menjadi bagian yang penting dalam pemeriksaan persalinan preterm. Faktor tersebut dibagi dalam 3 golongan:

a)      Variabel sosiobiologik:
1)      Usia maternal (adlescence, usia maternal lanjut).
2)      Paritas.
3)      Ukuran maternal (ibu pendek, berat badan rendah).
4)      Status sosial ekonomi rendah.
5)      Ras.
6)      Merokok, ketergantungan obat.
7)      Stress karena faktor lingkungan.

b)     Riwayat obstetrik sebelumnya:
1)      Riwayat persalinan preterm.
2)      Riwayat abortus spontan.
3)      Riwayat abortus terapeutikus.
4)      Inkompetensia servikalis.
5)      Abnormalitas genital maternal.

c)      Komplikasi kehamilan saat ini:
1)      Persalinan preterm elektif (preeklampsia, eklampsia, isoimunisasi, plasenta previa, solusio plasentae).
2)      Kehamilan kembar.
3)      Perdarahan antepartum.
4)      Ketuban pecah dini pada kehamilan preterm.
5)      Infeksi maternal.
6)      Pembedahan abdominal.
7)      Trauma maternal.
8)      Polihidramnion.
9)      Kelainan janin.
10)  Jenis kelamin laki-laki.
11)  Tidak pernah / terlambat melakukan ANC.


DIAGNOSIS
a)      Usia kehamilan antara 20 minggu dan 36 minggu.
b)      Terdapat kontraksi uterus lebih dari atau sama dengan  4 kali kontraksi tiap 20 menit atau lebih atau sama dengan 8 kali kontraksi perjam.
c)      Terdapat perubahan pada serviks dengan ketuban utuh pada usia kehamilan 20 – 36 minggu.

PENGELOLAAN
Pada prinsipnya pengelolaan persalinan preterm adalah:
a)      Antenatal glukokortikoid
Tidak terdapat cukup bukti untuk pemakaian kortikosteroid untuk pematangan paru-paru janin pada kehamilan sebelum 23 minggu dan setelah usia kehamilan 33 (6/7) minggu. Kortikosteroid yang dipergunakan adalah:
1)      Betametason: Dosis yang diberikan adalah 12 mg IM setiap 24 jam, dan diberikan sampai 2 kali                 pemberian (dosis total 24 mg).
2)      Deksametason: Dosis yang diberikan adalah 6 mg IM setiap 6 jam, dan diberikan sampai 4 kali pemberian (dosis total 24 mg).

b)     Pemberian antibiotika
Pada pengelolaan persalinan preterm, manfaat pemberian antibiotika tetap tidak jelas. Studi meta-analisis gagal menunjukkan manfaat pemberian antibiotika profilaksis pada luaran neonatal, oleh karenanya tidak direkomendasikan pemakaiannya secara rutin dalam pengelolaan persalinan preterm dengan ketuban utuh dan tidak ada bukti adanya infeksi.

c)      Pemberian tokolitik
Pemberian tokolitik bertujuan untuk menunda terjadinya persalinan preterm seoptimal mungkin untuk dapat memberikan kesempatan janin tumbuh lebih besar dan lebih matur, atau setidaknya memberikan kesempatan kortikosteroid yang diberikan memberikan efek. Apabila terdapat indikasi pemberian tokolitik, “calsium channel blockers” lebih dipilih dibanding dengan tokolitik yang lain.
Kontraindikasi pemberian tokolitik adalah:
1) Maternal: korioamnionitis, perdarahan pervaginam yang banyak/solusio plasenta, preeklampsia, kontraindikasi medis untuk pemberian tokolitik tertentu, kondisi maternal lain yang tidak menganjurkan untuk kehamilan dilanjutkan.
2)      Fetal: Janin mati, kelainan janin mayor atau yang bersifat letal, kelainan kromosom janin, kondisi janin yang lain yang tidak menganjurkan untuk melanjutkan kehamilan, telah ditetapkan maturitas paru janin.

0 komentar:

Posting Komentar

Beri komentar bijak Anda kepada kami...!!!

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.