PRETERM BIRTH
BATASAN
Persalinan preterm (PTB)
adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 20 (0/7) minggu dan usia kehamilan 36 (6/7) minggu.
a) Very
early PTB adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 20 (0/7)
minggu dan 23 (6/7) minggu.
b) Early
PTB adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 24 (0/7) minggu
dan 31 (6/7) minggu.
c) Late
PTB adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 32 (0/7) minggu
dan 36 (6/7) minggu.
PATOFISIOLOGI
Terdapat beberapa
faktor patofisiologi yang mungkin dapat merangsang / menjadi penyebab
terjadinya persalinan preterm, yaitu:
a) Stress
maternal / pelepasan “corticotropin releasing hormone (CRH)”.
b) Overdistensi
uterus (kehamilan kembar, polihidramnion), tidak adanya ‘prostaglandin
dehydrogenase’.
c) Perdarahan.
d) Infeksi.
Infeksi nampaknya
menjadi penyebab paling penting pada awal kehamilan, sedangkan overdistensi
uterus dan stress maternal menjadi penyebab yang penting pada usia kehamilan
lebih tua.
FAKTOR
RISIKO PERSALINAN PRETERM
Meskipun patofisiologi
persalinan preterm belum jelas diketahui, akan tetapi terdapat faktor risiko
yang diketahui berperan dan penapisan yang cermat menjadi bagian yang penting
dalam pemeriksaan persalinan preterm. Faktor tersebut dibagi dalam 3 golongan:
a)
Variabel
sosiobiologik:
1)
Usia maternal (adlescence, usia maternal
lanjut).
2)
Paritas.
3)
Ukuran maternal (ibu pendek, berat badan
rendah).
4)
Status sosial ekonomi rendah.
5)
Ras.
6)
Merokok, ketergantungan obat.
7)
Stress karena faktor lingkungan.
b)
Riwayat
obstetrik sebelumnya:
1)
Riwayat persalinan preterm.
2)
Riwayat abortus spontan.
3)
Riwayat abortus terapeutikus.
4)
Inkompetensia servikalis.
5)
Abnormalitas genital maternal.
c)
Komplikasi
kehamilan saat ini:
1)
Persalinan preterm elektif
(preeklampsia, eklampsia, isoimunisasi, plasenta previa, solusio plasentae).
2)
Kehamilan kembar.
3)
Perdarahan antepartum.
4)
Ketuban pecah dini pada kehamilan
preterm.
5)
Infeksi maternal.
6)
Pembedahan abdominal.
7)
Trauma maternal.
8)
Polihidramnion.
9)
Kelainan janin.
10)
Jenis kelamin laki-laki.
11)
Tidak pernah / terlambat melakukan ANC.
DIAGNOSIS
a) Usia
kehamilan antara 20 minggu dan 36 minggu.
b) Terdapat
kontraksi uterus lebih dari atau sama dengan
4 kali kontraksi tiap 20 menit atau lebih atau sama dengan 8 kali
kontraksi perjam.
c) Terdapat
perubahan pada serviks dengan ketuban utuh pada usia kehamilan 20 – 36 minggu.
PENGELOLAAN
Pada prinsipnya
pengelolaan persalinan preterm adalah:
a)
Antenatal
glukokortikoid
Tidak terdapat cukup bukti untuk
pemakaian kortikosteroid untuk pematangan paru-paru janin pada kehamilan
sebelum 23 minggu dan setelah usia kehamilan 33 (6/7) minggu. Kortikosteroid
yang dipergunakan adalah:
1)
Betametason:
Dosis yang diberikan adalah 12 mg IM setiap 24 jam, dan diberikan sampai 2 kali
pemberian (dosis total 24 mg).
2)
Deksametason:
Dosis yang diberikan adalah 6 mg IM setiap 6 jam, dan diberikan sampai 4 kali
pemberian (dosis total 24 mg).
b)
Pemberian
antibiotika
Pada pengelolaan persalinan preterm,
manfaat pemberian antibiotika tetap tidak jelas. Studi meta-analisis gagal
menunjukkan manfaat pemberian antibiotika profilaksis pada luaran neonatal,
oleh karenanya tidak direkomendasikan pemakaiannya secara rutin dalam pengelolaan
persalinan preterm dengan ketuban utuh dan tidak ada bukti adanya infeksi.
c)
Pemberian
tokolitik
Pemberian tokolitik bertujuan untuk
menunda terjadinya persalinan preterm seoptimal mungkin untuk dapat memberikan
kesempatan janin tumbuh lebih besar dan lebih matur, atau setidaknya memberikan
kesempatan kortikosteroid yang diberikan memberikan efek. Apabila terdapat indikasi
pemberian tokolitik, “calsium channel blockers” lebih dipilih dibanding dengan
tokolitik yang lain.
Kontraindikasi pemberian tokolitik
adalah:
1) Maternal:
korioamnionitis, perdarahan pervaginam yang banyak/solusio plasenta,
preeklampsia, kontraindikasi medis untuk pemberian tokolitik tertentu, kondisi
maternal lain yang tidak menganjurkan untuk kehamilan dilanjutkan.
2)
Fetal:
Janin mati, kelainan janin mayor atau yang bersifat letal, kelainan kromosom
janin, kondisi janin yang lain yang tidak menganjurkan untuk melanjutkan
kehamilan, telah ditetapkan maturitas paru janin.
0 komentar:
Posting Komentar
Beri komentar bijak Anda kepada kami...!!!