Kamis, 14 Juni 2012

Tromboflebitis



2.1         Pengertian Tromboflebitis
Tromboflebitis adalah peradangan vena yang terjadi dikaitkan dengan bekuan intervaskular atau trombus. (Kopita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, 420).
Tromboflebitis adalah infeksi nifas oleh mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran di sepanjang vena dan cabang-cabangnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 264).
Tromboflebitis adalah inflamasi endotelium vaskuler dengan pembentukan bekuan pada dinding pembuluh darah. (Keperawatan ibu-bayi baru lahir)

2.2        Klasifikasi Tromboflebitis
1.      Tromboflebitis Femoralis
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
2.      Tromboflebitis Pelvik
Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior.Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis.
         Bakteri yang biasanya berkaitan dengan tromboflebitis streptokokus anaerob dan bakteriodes

2.3        Tanda dan Gejala Tromboflebitis
1.      Tromboflebitis Pelvik
Ø   Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping
Ø   timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
Ø   Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :
-          Menggigil berulang kali
-          Suhu badan naik turun secara tajam (360c menjadi 400c).
-          Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.
-          Cenderung terbentuk PUS, yang menjalar ke mana-mana, terutama ke paru-paru.
Ø   Gambaran darah :
-          Terdapat leukositosis
Ø   Pada periksa dalam hampir tidak ditemukan  apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika, yang sukar dicapai pada pemeriksaan dalam.
2.      Tromboflebitis Femoralis
Ø   Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
-          Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibanding dengan kaki lainnya.
-          Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
-          Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
-          Reflektorik akan terjadi spasmus sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, nyeri dan dingin dan pulsasi menurun.
-          Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah ke atas.
-          Nyeri pada betis, yang dapat terjadi spontan atau dengan memijit betis.
Ø   Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke 10 – 20, yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali


2.4        Faktor Predisposisi Tromboflebitis
1.      Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi tromboflebitis.
2.      Episode tromboflebitis sebelumnya
3.      Pembedahan obstetric
4.      Kelahiran
5.      Obesitas
6.      Imobilisasi
7.      Trauma vaskular
8.      Varises
9.      Multiparietas
10.  Supresi laktasi dengan esterogen
11.  Infeksi nifas

2.5        Patofisiologi
Terlampir

2.6        Pemeriksaan Penunjang
v  Ultrasonograf  Doppler
Tehnik dopler memungkinkan penilaian kualitatif terhadap kemampuan katub pada vena profunda,vena penghubung dan vena yang mengalami pervorasi
v  Pemeriksaan hematokrit
Mengidentifikasi Hemokonsentrasi
v  Pemeriksaan Koagulasi
Menunjukkan hiperkoagulabilitas
v  Biakan darah
Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan anaerob. Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes
v  Pemindai ultrasuond dupleks
dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak kompeten
v  Venografi
Bahan kontras disuntikkan  kedalam sistem vena untuk memberikan gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.

2.7        Penanganan Tromboflebitis
1.      Tromboflebitis Pelvik
Ø  Rawat inap
Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegahnya terjadinya emboli pulmonum.
Ø  Terapi medis
Pemberian antibiotika heparin jika terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum.
Ø  Terapi operatif
Pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru, meskipun sedang dilakukan heparinisasi.
2.      Tromboflebitis Femoralis
Ø  Perawatan
Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompresi pada kaki. Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaos kaki panjang yang elastik selama mungkin.
Ø  Terapi medik : pemberian antibitik dan anlgetika


DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002. Buku Acuan Nasioanl Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta : YBP – SP.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC.

Mochtar, rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, obstetri Patologo. Jakarta : EGC.

Straight,Barbara R.2004.Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir.Jakarta:EGC

Taber, Ben – Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.

WHO. 2002. Safe Motherhood, Modul Sepsis Puerperalis : Materi Pendidikan Untuk Kebidanan. Jakarta : EGC

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih atas sharingnya
:)

Posting Komentar

Beri komentar bijak Anda kepada kami...!!!

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.