KEHAMILAN DENGAN LETAK LINTANG
- DEFINISI
· Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi oblique).
· Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.
· Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.

II.1. INSIDENSI
Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5 – 2 %. Dari beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia dilaporkan : Medan 0,6 %, Jakarta 0,1 % (1948), Bandung 1,9 %. Grenhill melaporkan 0,3 %.
Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi. Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam menegakkan adanya plasenta previa.
Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung 1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5 – 0,6%.
Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.
II.2. ETIOLOGI
Faktor – faktor Penyebab dari letak lintang
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri.
Faktor – faktor tersebut adalah :
⁂ Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.
⁂ Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati.
⁂ Gemelli (kehamilan ganda)
⁂ Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum
⁂ Lumbar skoliosis
⁂ Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh.
Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.
II.3. DIAGNOSIS
(1) Inspeksi : Perut membuncit ke samping
(2) Palpasi : - Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
- Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
- Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
(3) Auskultasi : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
(4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) :
- Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.
- Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
- Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.
- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.
II.5. MEKANISME PERSALINAN
Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas.
Beberapa cara janin lahir spontan
a. Evolutio spontanea
Ø Menurut DENMAN
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya kepala.
Ø Menurut DOUGLAS
Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan akhirnya kepala.
b. Conduplicatio corpore
Kepala dan perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie
Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.
Pada letak lintang biasanya :
· ketuban cepat pecah
· pembukaan lambat jalannya
· partus jadi lebih lama
· tangan menumbung (20-50%)
· tali pusat menumbung (10%)
II.6. PROGNOSIS
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.
♦ Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.
♦ Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :
(1) Prolasus funiculi
(2) Trauma partus
(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
(4) Ketuban pecah dini
II.7. PENATALAKSANAAN
a. Pada kehamilan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.
b. Pada persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC.
Usahakan jadi letak membujur (kepala atau bokong) dengan melakukan versi luar pada primi dengan usia kehamilan 34-38 minggu, atau multi pada kehamilan 36-38 minggu.
Dalam persalinan janin dapat dilahirkan dengan cara pervaginam, yaitu dengan:
Ø Versi dan ekstraksi
Ø Embriotomi (dekapitasi-eviserasi) bila janin sudah meninggal
Syarat versi:
1.Diameter pembukaan <4 cm
2.Ketuban belum pecah
3.Anak hidup
4.Dapat lahir pervaginam
5.Bagian terendah masih dapat didorong keatas
Kontra indikasi versi:
1.Syarat tidak terpenuh
2.Keadaan yang membahayakan ibu dan anak : plasenta previa/solution plasenta hipertensi /preeklamsia cacat rahim
3.Gemeli
4.Tanda ruptura uteri imminens
5.Primi tua
Menurut Eastman dan Greenhill.
1. Bila ada panggul sempit seksio sesarea adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang, dengan anak hidup.
2. Semua primi gravida dengan letak lintang harus ditolong dengan seksio sesarea walaupun tidak ada panggul sempit.
2. Semua primi gravida dengan letak lintang harus ditolong dengan seksio sesarea walaupun tidak ada panggul sempit.
Keterangan : VL : Versi Luar
VE : Versi Ekstraksi
DAFTAR PUSTAKA
Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Mansjoer, A dkk. 2001. Kelaianan pada Persalinan dalam Kapita Selekta Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI. Jakarta
Bowes, W. 2006. Management of The Fetus in Transverse Lie. www. Uptodate.com
Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito 2nd eds, cetakan 1. Medika FK UGM. Yogyakarta.
Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.
Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar Obsteri & Ginekologi. Hipokrates. Jakarta
ASKEB TEORI
PADA IBU G.P.... INPARTU KALA.... FASE....dengan LETAK LINTANG
Tempat pengkajian :
Tanggal / waktu :
Pengkaji :
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata Ibu dan Suami
Nama : Agar tidak terjadi kekeliruan bila ada kesamaan nama
Umur : Untuk mengetahui resiko tinggi terjadinya resiko kehamilan ( < 16 thn, > 35 thn )
Agama : mempermudah KIE
Suku : mempermudah KIE
Pendidikan : mempermudah KIE
Pekerjaan : menetahui taraf hidup / sosial ekonomi serta apakah pekerjaan mengganggu / tidak
Alamat : mempermudah asuhan saat kunjungan rumah
2. Keluhan Utama
Keluhan yang mendorong ibu untuk memeriksakan keadaan kepada tenaga kesehatan (bidan)
- Ibu sering merasakan gerakan janin pada bagian atas atau bawah pusat ibu.
- Ibu mengatakan perut sebelah kanan lebih besar daripada perut bagian kiri atau sebaliknya
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian tentang riwayat kesehatan sekarang yang dialami ibu sebagai dasar dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajian tentang riwayat kesehatan dahulu yang dialami ibu sebagai dasar dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Sebagai pendukung riwayat kesehatan yang dialami ibu sekarang. Keluaraga dengan riwayat gemelli mempunyai kemungkinan lebih besar terjadi kehamilan lintang
6. Riwayat Menstruasi
Ø Menarche
Ø Lama
Ø Konsistensi
Ø Jumlah
Ø Fluor Albus
Ø Disminorhoe
Ø HPHT
Ø HTP
7. Riwayat Pernikahan
Usia menikah :
Lama menikah : sebagai gambaran respon keluarga terhadap kehamilan
Status pernikahan : sebagai gambaran respon keluarga terhadap kehamilan
Pernikahan Ke- : sebagai gambaran respon keluarga terhadap kehamilan
Pengambilan keputusan dalam keluarga : memudahkan pelaksanaan tindakan yang memerlukan persetujuan keluarga
8. Riwayat Obstetri
Kehamilan letak lintang sebagian besar terjadi pada ibu multiparitas
NO | kehamilan | Persalinan | anak | nifas | laktasi | ||||||||||||
ke | usia | komp | Tgl | jns | penlng | tmp | komp | Sex L/P | BB/PB | H/M | T/G | usia | Lama | Komp | lama | komp | |
| | | | | | | | | | | | | | | | | |
Riwayat obstetri memberikan gambaran tentang faktor resiko yang mungkin dalam persalinan sekarang.
9. Riwayat KB
- KB yang pernah digunakan
- Lamanya penggunaan
- Komplikasi
10. Riwayat kehamilan sekarang
ANC : - Berapa kali :
o TM I
o TM II
o TM III
Obat yang di dapat : jumlah =
Imunisasi TT : berapa kali = tanggal pemberian :
Tempat :
Obat yang di dapat : jumlah :
Merasakan gerakan janin sejak uisa :
Keluhan Trimester I :
Trimester II :
Trimester III :
Riwayat kehamilan sekarang sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses persalinan
11. Riwayat persalinan sekarang
Datang ke bidan tanggal. . . jam. . . .
kencang-kencang mulai kapan.
mulai keluar lendir jam berapa.
keluar darah atau tidak, jika ya, mulai jam berapa.
Ketuban pecah atau utuh, jika pecah mulai jam berapa...
12. Pola kebiasaan sehari-hari
No | Jenis | Sebelum hamil | Setelah hamil |
1 | Nutrisi | | |
| Pola makan | | |
| Nafsu makan | | |
| Jenis makanan | | |
| Porsi | | |
| Minuman | | |
| Jumlah yang diminum | | |
2 | Eliminasi | | |
| BAK ( frekuensi, warna, bau, banyaknya ) | | |
| BAB ( frekuensi, warna, konsistensi ) | | |
3 | Isturahat | | |
| Siang ( lamanya ) | | |
| Malam ( lamanya ) | | |
4 | Personal hygiene | | |
| Mandi | | |
| Gosok gigi | | |
| Cuci rambut | | |
| Ganti CD | | |
5 | Kebiasaan hidup sehat | | |
| Minum-minuman keras | | |
| Obat-obatan terlarang | | |
| Merokok | | |
| | | |
6 | Inpartu saat ini | | |
| Makan Jenis makanan Banyaknya | | |
| Minum Jenis minunan Banyaknya | | |
Pengkajian tentang kebiasaan sehari-hari sebagai acuan gambaran kesejahteraan janin dalam rahim
13. Riwayat psikososial, spiritual dan ekonomi
· Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : untuk mengetahui adanya dukungan psikologi dan emosional dari keluarga atas kehamilan ibu.
· Ekonomi (diketahui dari jenis pekerjaan) : untuk mengetahui kemampuan ibu dalam memenuhi kebutuhan kehamilannya baik kebutuhan nutrisi, pakaian, maupun kebutuhan lainnya
· Pengambil keputusan dalam keluarga : untuk mengetahui pengambil keputusan sehingga memudahkan bidan dalam menanyakan keputusan yang akan diambil saat berada dikondisi yang mendesak.
· Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan ibu dalam membantu persalinan : informasi ini dapat membantu ibu dalam menyiapkan hal-hal untuk persiapan persalinannya, misalnya kendaraan, orang yang akan mengantar, serta biaya yang perlu disiapkan.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
- K/U : baik / lemah
BB, TB, LILA tidak perlu dikaji lagi, tanyakan BB terakhir pada ibu atau lihat KMS
- Kesadaran : composmentis/ letargis
- TD : ( N : 110/ 70-140/100 mmHg)
- N : ( 80-100 x /menit)
- RR : ( 16-24 x /menit )
- S : ( 36,5-37,5 °C )
Sebagai dasar acuan untuk melakukan tindakan pada ibu
2. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik sebagai cara untuk mengetahui kesehatan yang dialami ibu sekarang.pemeriksaan fisik mendukung data subjektif yang diberikan ibu. Penulisan hasil pemeriksaan harus sesuai dengan apa yang ditemukan bukan menyimpulkan. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
· Kepala
· Muka
· Mata
· Gilut
· Leher
· Dada
· Payudara
· Abdomen
- Inspeksi bekas SC, striae, linea
- Palpasi
LI : TFU lebih rendah dari usia kehamilan, teraba tahanan memanjang atau terdapat bagian kecil
LII : teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada salah satu sisi dan pada sisi lain teraba bulat, keras dan melenting
LIII : bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
LIV : tidak dilakukan
- Pemeiksaan DJJ : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri, DJJ normal ( 120 -160 x/menit ) pantum maximum terdengar disekitar umbilicus.
- Pemeriksaan TBJ :
- Pemeriksaan HIS : :≥ 3 x lama ≥ 40 detik / 10 menit
- Genitalia : kondisi vagina sebagai jalan lahir sangat berpengaruh terhadap proses persalinan.
- VT : u/v dbn, bloodslyn (+), portio lunak eff > 50 %, Ø ≥ 3 cm, ket (+), bagian terendah punggung (teraba scapula, ketiak,vertebrata )atau dada (klavikula,ketiak, sternum atau lengan (teraba akromion, siku) H>1tidak ada bagian keal yang menumbung.
· Anus : periksa keadaan anus (ada hemoroid atau tidak -> antisipai pendarahan)
· Ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang mendukung hasil pengkajian data subjektif dan data objektif. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain, test Hb dan test urine.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
1. Dx : Ibu G3P20002 37 minggu I/T/H inpartu kala I fase laten dengan letak lintang belum kasep
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ketiga dan merasa kenceng – kenceng sejak kemarin
HPHT :
Do :
Abdomen :
- Inspeksi : Perut membuncit ke samping
- Palpasi LI : TFU lebih rendah dari usia kehamilan, teraba tahanan memanjang
LII : teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada salah satu sisi dan pada sisi lain teraba bulat, keras dan melenting
LIII : bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
LIV : tidak dilakukan
- Auskultasi : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
- Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) : portio lunak, effacement 25%. Ø 3cm, ketuban (+) , hodge I, teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan, bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri tidak terjepit antara janin dan panggul
2. Dx : Ibu G3P20002 37 minggu I/T/H inpartu kala I fase aktif akselerasi dengan letak lintang belum kasep
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ketiga dan merasa kenceng – kenceng sejak kemarin
HPHT :
Do :
Abdomen :
- Inspeksi : Perut membuncit ke samping
- Palpasi LI : TFU lebih rendah dari usia kehamilan, teraba tahanan memanjang
LII : teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada salah satu sisi dan pada sisi lain teraba bulat, keras dan melenting
LIII : bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
LIV : tidak dilakukan
- Auskultasi : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
- Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) : portio lunak, effacement 25%. Ø 5cm, ketuban (+) , hodge I, teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan, bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri tidak terjepit antara janin dan panggul
3. Dx : Ibu G3P20002 37 minggu I/T/H inpartu kala I fase aktif akselerasi dengan letak lintang belum kasep
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ketiga dan merasa kenceng – kenceng sejak kemarin
HPHT :
Do :
Abdomen :
- Inspeksi : Perut membuncit ke samping
- Palpasi LI : TFU lebih rendah dari usia kehamilan, teraba tahanan memanjang
LII : teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada salah satu sisi dan pada sisi lain teraba bulat, keras dan melenting
LIII : bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
LIV : tidak dilakukan
- Auskultasi : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
- Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) : portio lunak, effacement 25%. Ø 5cm, ketuban (-) , hodge I, teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan, bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri tidak terjepit antara janin dan panggul
4. Dx : Ibu G3P20002 37 minggu I/T/H inpartu kala I fase aktif akselerasi dengan letak lintang kasep
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ketiga dan merasa kenceng – kenceng sejak kemarin
HPHT :
Do :
Abdomen :
- Inspeksi : Perut membuncit ke samping
- Palpasi LI : TFU lebih rendah dari usia kehamilan, teraba tahanan memanjang
LII : teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada salah satu sisi dan pada sisi lain teraba bulat, keras dan melenting
LIII : bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
LIV : tidak dilakukan
- Auskultasi : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
- Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) : portio lunak, effacement 25%. Ø 5cm, ketuban (-) , hodge I, teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan, bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul
5. Dx : Ibu G3P20002 hamil 37 minggu I/T/H inpartu kala I fase aktif akselerasi dengan letak lintang kasep
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ketiga dan merasa kenceng – kenceng sejak kemarin
HPHT :
Do :
Abdomen :
- Inspeksi : Perut membuncit ke samping
- Palpasi LI : TFU lebih rendah dari usia kehamilan, teraba tahanan memanjang
LII : teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada salah satu sisi dan pada sisi lain teraba bulat, keras dan melenting
LIII : bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
LIV : tidak dilakukan
- Auskultasi : Tidak terdengar denyut jantung janin
- Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) : portio lunak, effacement 25%. Ø 5cm, ketuban (-) , hodge I, teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan, bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
- Rupture Uteri
- Prolasus funiculi
- Trauma partus
- Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
- Ketuban pecah dini
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Persiapan resusitasi
V. MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH (INTERVENSI)
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosis serta dari kebutuhan pasien. Penetapan rencana asuhan harus disertai dengan rasional dari rencana tindakan. Rencana asuhan ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh bidan (mengkoordinir dan memenegement tindakan) -> 58 langkah APN
VI. IMPLEMENTASI
1. Beritahu ibu tentang keadaanya dan janinya
R/ ibu lebih mengerti dan koperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Berikan inform consent
R/ persetujuan tindakan
3. Lakukan amniotomi
R/ mekanisme persalinan
4. Melakukan tindakan sesuai dengan diagnose pasien :
- Melakukan versi luar pada pasien dengan letak lintang belum kasep, ketuban belum pecah dan pembukaan < 4 cm
- Melakukan versi ekstraksi pada pasien dengan letak lintang belum kasep dan pembukaan lengkap
Ø Lakukan Versi ekstraksi
§ Ibu posisi litotomi
§Buka vulava dengan ibu jari dan telunjuk tangan lainnya berdekatan dengan bagian kecil janin, dimasukkan ke dalam jalan lahir
§ Setelah tangan kedalam jalan lahir tangan dipindahkan ke fundus untuk mendekatkan bagian-bagian kecil janin
§ Tangan mencari kaki janin untuk dibawa keluar
§ Pada letak lintang, punggung didepan pegang kaki bawah dan apabila punggung dibelakang pegang kaki atas.
§ Setelah dilakukan rotasi periksa apakah versi tedlah berhasil dengan baik (letak janin sudah memanjang).
§ Setelah evaluasi dengan teknik seperti baik janin dilahirkan secara ekstraksi dengan teknik seperti persalinan sungsang ( ekstraksi kaki ) tangan menelusuri bokong, pangkal paha lutut kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus kebawah.
§ Setelah kaki fleksi, pergelangan kaki dipegang dengan 2 ibu jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
§ Kedua tangan penolong memegang betis janin yaitu 2 ibu jari diletakkan dibelakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain didepan betis, kaki ditarik sampai pangkal paha jari-jari.
§ Pegang dipindah di pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha sejajar sumber panjan, jari lain didepan paha.
§ Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielavasi sehingga yang dilakukan lebih dahulu maka yang akan lahir dahulu adalah trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam kebawah.
§ Setelah bokong lahir dilanjutkan dengan cara muller, kalsik atau lovset
§ Lahirkan kepala bayi dengan cara meuricequ
§ Letakkan bayi diperut ibu bengkus bayi dengan handuk hangat bersihkan jalan nafas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong.
- Melakukan embriotomi pada pasien dengan letak lintang dan janin mati
- Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk melakukan bedah sesar pada pasien dengan
· letak lintang kasep dan janin hidup
· letak lintang belum kasep dan primipara
VII.EVALUASI
S : Ibu mengatakan mersa lega dan bahagia karena bayinya lahir.
O : Bayi lahir suntan pervaginam tanggal………jam……….
Jenis kelamin ,BB……gr, PB………….cm, menagis……..
Warna kulit……………..
A/S :
A : Ibu bersalin kala III
P : Lakukan injeksi oksitosin
Lakukan PTT
Lakukan masase uterus untuk merangsang kotraksi
Evaluasi kandung perdarahan
Evaluasi jumlah perdarahan
Evaluasi jalan lahir
Catatan perkembangan tanggal……..jam……..
S : Ibu mengatakan ari-arinya telah keluar secara spontan dan
perutnya mules
O : Placenta lahir lengkap jam…...kotiledon lengkap, tebal……cm
diameter....cm
A : Ibu bersalin kala IV
P : Berikan ibu kenyamanan
Berikan ibu makan / minum
Pantau UC, TD dan kandung kemih, perdarahan tiap 15 menit
Pada jam ke I dan tiap 30 menit pada jam ke II
Rooming in ibu dan bayi setelah kondisi bayi stabil
Ajari ibu cara menyusui bayi yang baik dan benar.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU G3P20002 HAMIL dengan LETAK LINTANG
Tempat pengkajian : RSU SIDOARJO
Tanggal / waktu : 10 April 2009/ 09.30 WITA
Pengkaji : Mahasiswa Poltekkes Malang
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu | : Ny. Muslimah | Nama Suami | : Tn. Muhidin |
Umur | : 30 tahun | Umur | : 32 tahun |
Agama | : Islam | Agama | : Islam |
Suku | : Jawa | Suku | : Jawa |
Pendidikan | : SMP | Pendidikan | : SMP |
Pekerjaan | : IRT | Pekerjaan | : Wiraswasta |
Alamat | : Jl. Bengawan No 25 | Alamat | : Jl. Bengawan No 25 |
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ke-3 dan kenceng-kenceng 9 April 2009 pukul 21.00 WITA dan merasakan gerakan janin pada bagian bawah pusat ibu
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini ibu tidak sedang menderita penyakit menurun (DM, hipertensi), menular (hepatitis B, TBC, AIDS/HIV), dan sistemik (penyakit jantung, ginjal).
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan ibu tidak pernah menderita penyakit menurun (DM, hipertensi), menular (hepatitis B, TBC, AIDS/HIV), dan sistemik (penyakit jantung, ginjal).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun (DM, hipertensi), menular (hepatitis B, TBC, AIDS/HIV), dan sistemik (penyakit jantung, ginjal) serta tidak ada riwayat kehamilan kembar.
6. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Banyaknya : 2x ganti pembalut/ hari
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Dismenorea : -
HPHT : 3-8-2008
HTP : 10-5-2009
Fluor albus : -
7. Riwayat pernikahan
Status pernikahan : Sah
Pernikahan ke- : 1
Lama pernikahan : 1 tahun
Istri ke- : 1
Usia awal menikah : 19 tahun
1. Riwayat Obstetri
NO | kehamilan | Persalinan | anak | nifas | laktasi | |||||||||||
ke | usia | komp | jns | penlng | tmp | komp | Sex L/P | BB/PB | H/M | T/G | usia | Lama | Komp | lama | komp | |
1. | I | 32 mg | - | Spt B | dukun | rmh | - | L | - | H | T | 11 th | 40 hr | - | 2 th | - |
2 | II | 36 mg | - | Spt B | Bidan | BPS | - | P | 3 kg / 49 cm | H | T | 9 th | 42 hr | - | 2 th | - |
3. | H | A | M | I | L | | I | N | I | | | | | | | |
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi jenis KB suntik.
10. Riwayat kehamilan sekarang
ANC sejak UK 1 bulan
TM I 1x, di puskesmas
TM II 1x, di puskesmas
TM III 2x terakhir tanggal Maret 2009
Imunisasi TT : 2x
Terapi : Fe, Vit. C, kalk
Keluhan umum : TM I : mual muntah
TM II : -
TM III : -
Gerakan janin : Ibu merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan
11. Pola kehidupan sehari-hari
NO. | JENIS | SEBELUM HAMIL | SELAMA HAMIL |
1. | NUTRISI | | |
| Nafsu makan | baik | baik |
| Pola makan | 3x/hari | 3x/hari |
| Jenis makanan | Nasi, lauk (ikan), sayur | Nasi, lauk(ikan),sayur |
| Porsi | 1 piring | 1 piring |
| Minuman | Air putih | Air putih + susu |
| Jumlah yang diminum | 7-8 gelas/hari | 7-8 gelas/hari + 1 gelas susu |
2. | ELIMINASI | | |
| BAK(frekuensi, warna,bau,banyaknya) | 5-6 x / hari, kuning jernih, amoniak | 5-6 x / hari, kuning jernih, amoniak |
| BAB(frekuensi,warna,konsistensi) | 1x/hari | 1x/hari |
3. | ISTIRAHAT | | |
| Siang(lamanya) | 1 jam/hari | 1 jam/hari |
| Malam(lamanya) | 6 jam/hari | 6-7 jam/hari |
4. | PERSONAL HYGIENE | | |
| Mandi | 2x/hari | 2x/hari |
| Gosok gigi | 3x/hari | 3x/hari |
| Keramas | 3x/minggu | 3x/minggu |
| Ganti CD | 2x/hari | 2x/hari |
5. | KEBIASAAN HIDUP SEHAT | | |
| Merikok | - | - |
| Minum-minuman keras | - | - |
| Narkoba | - | - |
| Tempat BAB | Jamban pribadi | Jamban pribadi |
12. Riwayat psikososial-spiritual-ekonomi
Ibu mengatakan bahwa pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami. Ibu, suami dan keluarga sangat senang dan sangat mengharapkan kehamilan ini. Ibu, suami dan keluarga merencanakan persalinannya nanti berlangsung di Rumah sakit dibantu oleh dokter.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TB/BB : 157 cm / 55 kg
Lila : 23,5 cm
TD : 120/80 mmHg
N : 86x/menit
Rr : 20x/menit
Suhu :36,4°C
2. Pemeriksaan fisik (head to toe dari inspeksi, palpasi, perkusi dan juga auskultasi)
Kepala : rambut bersih, rontok (-), benjolan (-)
Muka : pucat (-), oedema (-), cloasma gravidarum (-)
Mata : konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterus
Hidung : simetris, bersih, benjolan (-), sekret (-)
Mulut : bibir lembab, bersih, pucat (-), stomatitis (-), lidah bersih, ginggivitis (-), caries gigi (-)
Telinga : simetris, bersih
Leher : pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe - , bendungan vena jugularis (-)
Dada : simetris, mamae bersih, mamae tegak, hiperpigmentasi areola dan papila mamae +/+, puting susu menonjol +/+, retraksi -, benjolan -/-, colostrum -/-, ronchi (-), wheezing (-)
Thoraks : Jantung dalam batas normal Paru dalam batas normal
Abdomen :
· Inspeksi : Membuncit ke samping, Linea Nigra hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), Sikatrik (-)
· Palpasi :
L1 : TFU teraba 4 jari bawah processus xipoideus, teraba bagian memanjang pada fundus
L2 : teraba masa keras dan melenting di perut bagian kanan
L 3 : tidak teraba
L 4 : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
TFU menurut MD : 27 cm
TBJ : 2511 gr
· Auskultasi : Bising usus (+) Normal, DJJ : 13 – 12 – 13, teratur.
Genitalia : Oedem (-), varises (-)
Ekstremitas : atas : oedema -/-
bawah : oedema -/-, varises -/-
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 9,7 gr%
Leukosit : 13.300/mmb3
Ht : 29,1%
Trombosit : 269.000/mm3
HbSAg : (-)
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Dx : Ibu G3P20002 hamil 35 – 36 minggu I / T / H dengan letak lintang kasep
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak ke-3 dan kenceng-kenceng sejak 9 April 2009 pukul 21.00 WITA dan merasakan gerakan janin pada bagian bawah pusat ibu
HPHT : 3-8-2007
Do : Abdomen :
· Inspeksi : Membuncit kesamping, Linea Nigra hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), Sikatrik (-)
· Palpasi :
L1 : TFU teraba 4 jari bawah processus xipoideus, teraba bagian memanjang pada fundus
L2 : teraba masa keras dan melenting di perut bagian kanan
L 3 : tidak teraba / kosong
L 4 : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
TFU menurut MD : 27 cm
TBJ : 2511 gr
· Auskultasi : Bising usus (+) Normal, DJJ : 13 – 12 – 13, teratur.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter Obgyn
V. INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisinya dan janinnya
R/ Ibu lebih mengerti dan kooperatif
- Berikan KIE tentang SC
R/ Ibu dapat mempersiapkan kebutuhan untuk tindakan operasi nanti.
- Observasi kesejahteraan ibu & janin
R/ deteksi dini adanya komplikasi pada ibu dan janinnya
- Anjurkan ibu untuk makan dan minum
R/ bahan makanan dan minuman merupakan pembangkit tenaga
- Beritahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
R/ mencegah kesalahpahaman antara ibu dan bidan
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisinya dan janinnya.
Kondisi ibu baik yaitu dengan tanda-tanda vital TD: 120/80 mmHg, N: 86x/menit dan Rr: 20x/menit, selain itu pada janinnya mengalami letak lintang dengan kondisi baik.
- Memberikan KIE tentang SC
- Mengobservasi kesejahteraan ibu & janin dengan cara selalu melakukan konseling tentang kehamilannya kepada tenaga kesehatan
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, yaitu makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil.
- Memberitahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan, yaitu melakukan tindakan operasi sextio caesar.
VII. EVALUASI
Tanggal : 10 April 2009 Jam : 10.00 WITA
Tanggal : 10 April 2009 Jam : 10.00 WITA
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
O : - K/U Ibu : baik
- Kesadaran : Composmenitis
- T D : 120/80 mmhg
- N : 84 x/menit
- S : 36º C
- RR : 22 x/menit
- Perdarahan : ± 250 cc
A : Ibu G3P20002 hamil 35 – 36 minggu I / T / H dengan letak lintang
P : - Konseling dengan dokter obgyn
- Persiapan dilakukan SC
0 komentar:
Posting Komentar
Beri komentar bijak Anda kepada kami...!!!